Resmi Rilis! Film Horor Bersetting Tradisi Sakral Bali ''Kajeng Kliwon''
Sebuah film yang mengangkat kebudayaan masyarakat Hindu Bali berjudul 'Kajeng Kliwon' resmi dirilis
Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
Resmi Rilis! Film Horor Bersetting Tradisi Sakral Bali ''Kajeng Kliwon''
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebuah film yang mengangkat kebudayaan masyarakat Hindu Bali berjudul 'Kajeng Kliwon' resmi dirilis, Jumat (8/11/2019).
Adapun gala premiere dan press conference peluncuran film bergenre horor ini dilangsungkan di Trans Studio Mall (TSM) XXI Bali, Denpasar.
Film besutan sutradara Bambang Drias ini sangat dinanti-nantikan pecinta film, khususnya masyarakat Bali.
Perlu diketahui, Kajeng Kliwon merupakan tradisi ritus atau upacara di Bali dengan memberikan korban suci sebagai persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Upacara ini dalam kebudayaan Bali termasuk dalam upacara Dewa Yadnya, di mana masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa upacara Kajeng Kliwon sifatnya suci dan dianggap keramat.
Bambang Drias mengatakan, keunikan tradisi Kajeng Kliwon lah yang membuat film ini dibumbui dengan cerita-cerita mistis yang memang diyakini masyarakat Pulau Dewata.
"Film Kajeng Kliwon ini menceritakan tentang malam sakral di mana Rangda keluar. Dan masyarakat di Bali sangat percaya dengan cerita-cerita mistis di balik upacara Kajeng Kliwon," tuturnya.
• Diskon Besar-besaran Hingga 80%, Perayaan Ulang Tahun Ke-15 Discovery Shopping Mall
• Makan Konate Jebol Gawang Madura United Pada Menit Awal, Hasil Assist Ricky Kayame, Rek!
Singkat cerita, perjalanan cinta sepasang kekasih yang diperankan Amanda Manopo sebagai Agni, dokter cantik berdarah Bali dan Crist Laurent sebagai Niko, tak seindah yang dibayangkan karena ternyata Agni memiliki garis keturunan pengleak.
Selalu ada saja kejadian mistis yang terus menghantui bayang hidup keduanya.
Selain sukses menampilkan sisi magis adat istiadat Bali yang harus dipertahankan, Bambang rupanya sukses memvisualkan sisi keindahan Pulau Dewata.
Dalam penggarapannya, film ini memakan waktu selama kurang lebih satu bulan dengan setting tempat strategis di Tabanan, Ubud dan Singaraja.
Sebelumnya, kata Bambang, film ini mulanya diberi judul 'Rangda', namun untuk alasan universalitas, maka judul Kajeng Kliwon yang resmi dipakai.
''Kalau Rangda kan belum tentu semua paham. Nah saya ganti Kajeng Kliwon, biar universal karena di Jawa juga ada mitos Malam Jumat Kliwon,'' katanya.
Dengan begitu, diharapkan film ini juga bisa menjadi media pengenalan pesona alam Bali, serta dalam kegiatan pelestarian budaya Bali.