5 Mitos Tentang Mi Instan yang Ternyata Salah
Mie instan yang enak dan praktis ternyata memiliki beberapa mitos yang beredar di masyarakat. Inilah 5 mitos mie instan yang tidak benar.
TRIBUN-BALI.COM - Siapa yang tidak suka mie instan, selain cara membuatnya yang praktis, mie instan juga memiliki banyak pilihan rasa.
Tak heran jika mie instan menjadi pilihan oleh masyarakat Indonesia bahkan di seluruh dunia.
Namun seiring populernya mie instan, ada banyak mitos beredar di masyarakat dan belum belum diketahui kebenarannya.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah fakta tentang mie instan yang selama ini salah.
1. Bahan pengawet
Mie instan memang mengandung bahan pengawet, tetapi masih dalam batas yang wajar.
Batas aman penggunaan bahan pengawet untuk makanan sudah diatur dengan takaran 250 miligram per satu kilogram bahan makanan.
Sebelum dibungkus, mie instan melalui proses deep frying dengan suhu 140 sampai 160 derajat celcius yang bisa mematikan mikroba apapun dan menurunkan kadar air, karena sudah steril dan tidak lembab, mie instan akan menjadi awet.
• Ungkap Sifat Sarwendah yang Tak Banyak Diketahui Orang, Ruben Onsu Lu Porotin Gue Dong
• Jadi Pemicu Pertempuran Sengit 10 November 1945, Inilah Kisah Jenderal Mallaby yang Masih Misteri
2. Sumber karbohidrat
Mie instan memang mengandung karbohidrat yang tinggi tetapi selain karbohidrat, mie instan juga mengandung lemak yang tinggi juga.
Konsumsi mie instan dalam batas wajar masih aman, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan potensi penyakit seperti diabetes, stroke, dan serangan jantung.
3. Air rebusan mie instan
Banyak yanng beranggapan air rebusan mie instan berbahaya dan mengandung bahan pengawet sehingga orang mengganti kuah mie rebus dengan air yang baru.
Padahal faktanya, Justru di dalam air rebusan pertama itulah terdapat kandungan zat besi, vitamin dan betakaroten tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh.
• Selain Menyehatkan Kulit, Mandi Malam Ternyata Ampuh Membuat Tidur Lebih Nyenyak
• Nikmati Kelezatan Bebek Timbungan dengan Khas Bumbu Basa Genep, Sajian Tertua di Bali
4. Mengandung lilin