Wayan Komot Ditemukan Gantung Diri di Pohon Jeruk, 500 Meter dari Rumah
Kakek 93 tahun itu ditemukan dalam posisi gantung diri pada sebuah pohon di perkebunan jeruk milik Nang Suci
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Depresi akibat sakit tak kunjung sembuh hingga berujung pada tindakan bunuh diri, kembali terjadi di wilayah Bangli.
Musibah tersebut kali ini dialami oleh Wayan Komot.
Informasi yang dihimpun, musibah tersebut diketahui Selasa (12/11/2019) sekitar pukul 05.00 wita.
Kakek 93 tahun itu ditemukan dalam posisi gantung diri pada sebuah pohon di perkebunan jeruk milik Nang Suci, di Banjar Bunutin, Kintamani, Bangli, Bali.
Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi saat dikonfirmasi membenarkan terkait musibah itu.
Tindakan nekat Wayan Komot bermula saat istrinya yang bernama Ni Wayan Mukun, menyadari bahwa suaminya tidak berada di kamar sekitar pukul 04.30 wita.
Wanita 85 tahun itu dengan segera memberitahu anggota keluarga lain, salah satunya Made Gara yang merupakan menantunya, untuk membantu pencarian.
“Sekitar 30 menit dilakukan pencarian, akhirnya keberadaan korban ditemukan dalam keadaan gantung diri, di pohon jeruk kebun milik Nang Suci. Kebun ini berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban,” terangnya.
Mendapati hal tersebut, pihak keluarga segera meminta pertolongan para tetangga serta melaporkan pada Polsek Kintamani.
Polisi yang menerima laporan juga segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, interogasi para saksi, dan identifikasi terhadap jenazah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar jenazah oleh petugas medis Pustu Desa Bunutin, Kintamani Ni Wayan Dewik Julianti, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Melainkan, ditemukan tanda umum kematian akibat bunuh diri secara gantung diri.
Diantaranya bekas jeratan pada leher, serta keluar cairan dari kemaluan.
Dengan demikian, lanjut AKP Sulhadi, kuat dugaan korban meninggal akibat bunuh diri dengan cara gantung diri.
Sedangkan motifnya, AKP Sulhadi menambahkan, diduga Wayan Komot mengalami depresi akibat sakit yang tidak kunjung sembuh.
“Korban mengalami sakit pada mata (Katarak), serta mengalami masalah pada perut, sehingga tidak bisa BAB selama dua bulan. Dari keterangan saksi juga diketahui bahwa korban sebelumnya sempat mengeluhkan hal ini. Dimana pada usianya yang sudah tua, dia justru mengalami sakit dan tidak kunjung sembuh,” tandasnya. (*)