Kontraktor Ditembak Anak Bupati Majalengka Saat Tagih Utang, Panji Ungkap Kronologi Kejadian
Panji Pamungkas, korban penembakan oleh anak bupati Majalengka, mengaku diintimidasi berupa ancaman hingga luka tembak di tangan
Kontraktor Ditembak Anak Bupati Majalengka Saat Tagih Utang, Panji Ungkap Kronologi Kejadian
TRIBUN-BALI.COM, MAJALENGKA - Panji Pamungkas, korban penembakan oleh anak bupati Majalengka, mengaku diintimidasi berupa ancaman hingga luka tembak di tangan.
Pengeroyokan dan penembakan sendiri dilakukan di Ruko Hana Sakura, Cigasong, Majalengka, Jawa Barat, pada Minggu (10/11/2019) malam.
Dijelaskan, sebelum terjadinya penembakan itu, Panji dan 12 orang pegawai perusahaan yang dikelolanya datang ke Majalengka untuk menagih uang proyek kepada oknum ASN Pemkab Majalengka berinisial IN yang merupakan anak bupati Majalengka.
Awalnya Panji diminta menunggu di rumah anak Bupati Majalengka.
"Tepatnya magrib kami salat berjamaah dulu di sana," kata Panji di Bandung, Selasa (12/11/2019).
Tak berselang lama, orang suruhan IN kemudian meminta Panji untuk bergeser menunggu di sebuah ruko.
Mereka pun tiba di lokasi yang dimaksud sekitar pukul 19.30 WIB.
Karena lama menunggu, dia pun sampai ketiduran di mobil.
"Kami tunggu cukup lama di sana sampai jam 22.00 WIB, saya sudah ketiduran di dalam mobil, belum terjadi apa-apa," katanya.
Pukul 23.30 WIB, Panji pun terbangun setelah mendengar suara letusan tembakan.
Ia juga kemudian dibangunkan teman dan orang-orang dari IN.
"Pas saya bangun saya lihat ternyata ada penuh kisaran 30-40 orangnya bapak IN yang sudah terjadi pengeroyokan terhadap pegawai saya. Yang menjadi korban tiga. Itu pegawai sekaligus adik dan kakak saya," tuturnya.
Tak lama kemudian, Panji dibawa keluar dari mobilnya secara paksa oleh sejumlah orang.
• Tiba di Kandang Sehari Sebelum Kebakaran, 9 Ribu Bibit Ayam Hangus Tak Bersisa
• Koster Terbitkan Pergub Penggunaan Motor Listrik, Kawasan Pariwisata Jadi Zona KBL Berbasis Baterai
Di dalam perjalanan, IN yang menenteng senjata api kemudian menghampiri dan merangkul Panji sambil mengucapkan kata-kata ancaman.
"Saya dirangkul IN yang sambil menenteng senpinya, persis di depan kantor IN dia ancam bunuh saya. Katanya, kamu di sini bikin masalah terus, kamu di sini bikin rusuh terus. Padahal kami di sana tidak ada niat keributan, sajam pun kami tak ada," kata Panji menirukan ucapan pelaku.