Gempa Guncang Bali

Termasuk Gempa Dangkal, Gempa Bumi di Buleleng Sempat Diwarnai Isu Tsunami & Membuat Panik Warga 

Warga di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, belum berani tidur di rumah masing-masing setelah gempa melanda kawasan Buleleng

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ady Sucipto
dok ist/Tribun Bali
DI EMPERAN - Warga tidur di emperan rumah di Desa Patas, Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng, Kamis (14/11/2019) malam. Mereka belum berani tidur di dalam rumah akibat gempabumi. 

Seperti yang dilakukan oleh keluarga Ela. Wanita berusia 39 tahun ini mengaku saat gempa terjadi sedang berada di rumah.

Tiba-tiba saja ia melihat para tetangganya lari dengan mengendarai motor sembari menyebut jika air laut naik.

Tak pelak, Ela pun mengajak suami, anak-anak, dan ibunya untuk pergi mengungsi karena khawatir terjadi tsunami.

Saat itu ia memutuskan untuk lari ke arah Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt.

"Saya hanya ikut lari saja. Karena ada yang bilang airnya naik. Saya tunggu di pinggir jalan Desa Ringdikit selama 30 menit. Ada teman yang mengatakan kalau situasi aman. Jadi saya balik lagi ke Pengastulan," jelasnya saat ditemui Tribun Bali, tadi malam.

Di media sosial pun sempat beredar foto dan video kepanikan warga Desa Pengastulan karena dikabarkan air pantai surut.

Terlihat di video warga berbondong-bondong mencari daerah dataran tinggi untuk mengungsi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin, menyatakan tidak benar air laut surut dan tidak benar sirine tsunami berbunyi.

“Pak Camat dan Perbekel Pengastulan sedang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atau jangan panik. Tombol aktivasi sirine berada di Pusdalops BPBD Bali, kami tidak pernah mengaktifkan sirine tersebut,” tegas Made Rentin, Kamis malam.

BPBD Bali tidak mengaktifkan sirine tsunami karena memang rilis BMKG gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

“Jadi kami tegaskan tidak ada bunyi sirine tsunami di Seririt. Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi dari BMKG,” tambah Rentin mengingatkan warga.

Ia juga menambahkan bahwa rower sirine tsunami milik BPBD Bali berada di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan.

Hal senada ditegaskan Camat Seririt, Nyoman Riang Pustaka.

Ia menyatakan air laut tidak naik, serta tidak benar sirine tsunami berbunyi. Untuk itu ia pun mengimbau kepada warga Seririt untuk tetap tenang dan tak panik.

"Kami tidak pernah mengaktifkan sirine. Karena memang rilis BMKG gempa tidak berpotensi tsunami. Jadi kami tegaskan tidak ada tsunami di Seririt," tegas Riang Pustaka.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved