Gempa Guncang Bali
Yang Perlu Diketahui Terkait Gempa Bumi Berkekuatan Hingga 5,0 SR di Buleleng Kemarin
Dua kali gempabumi tektonik menggunjang Bali pada Kamis (14/11) sore. Kedua gempa berpusat di barat daya Kabupaten Buleleng
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Eviera Paramita Sandi
Panik Isu Tsunami
Gempa yang mengguncang wilayah Buleleng ini membuat sejumlah masyarakat di Kecamatan Seririt, khususnya di Desa Pengastulan, panik.
Mereka berbondong-bondong lari mengungsi ke daratan yang lebih tinggi.
Kepanikan warga ini terjadi gara-gara adanya isu tsunami.
Warga mendengar kabar jika air laut naik, serta sirine deteksi tsunami yang katanya telah berbunyi.
Seperti yang dilakukan oleh keluarga Ela. Wanita berusia 39 tahun ini mengaku saat gempa terjadi sedang berada di rumah.
Tiba-tiba saja ia melihat para tetangganya lari dengan mengendarai motor sembari menyebut jika air laut naik.
Tak pelak, Ela pun mengajak suami, anak-anak, dan ibunya untuk pergi mengungsi karena khawatir terjadi tsunami.
Saat itu ia memutuskan untuk lari ke arah Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt.
"Saya hanya ikut lari saja. Karena ada yang bilang airnya naik. Saya tunggu di pinggir jalan Desa Ringdikit selama 30 menit. Ada teman yang mengatakan kalau situasi aman. Jadi saya balik lagi ke Pengastulan," jelasnya saat ditemui Tribun Bali, tadi malam.
Di media sosial pun sempat beredar foto dan video kepanikan warga Desa Pengastulan karena dikabarkan air pantai surut.
Terlihat di video warga berbondong-bondong mencari daerah dataran tinggi untuk mengungsi.
BPBD Tegaskan Tidak Ada Sirine Tsunami Berbunyi
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin, menyatakan tidak benar air laut surut dan tidak benar sirine tsunami berbunyi.
“Pak Camat dan Perbekel Pengastulan sedang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atau jangan panik. Tombol aktivasi sirine berada di Pusdalops BPBD Bali, kami tidak pernah mengaktifkan sirine tersebut,” tegas Made Rentin, Kamis malam.