Kebakaran di Bali

KOBARAN Api Padam 01.30 Wita, 6 Hektar Kawasan Hutan di Banyupoh Kebakaran, Akses Sulit Dijangkau

Peristiwa kebakaran melanda kawasan hutan Melanting dan Kertakawat, wilayah Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng

Istimewa
KOBARAN API - Kondisi kebakaran hutan di kawasan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Rabu (8/10). Peristiwa ini mengakibatkan lahan seluas 6 hektare hangus terbakar. 

TRIBUN-BALI.COM - Peristiwa kebakaran melanda kawasan hutan Melanting dan Kertakawat, wilayah Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Rabu (8/10). Masyarakat sekitar sempat dibuat panik, sebab kobaran api dengan cepat membesar. 

Informasi yang dihimpun, kebakaran terjadi sekitar pukul 18.00 Wita. Titik api yang berada di perbukitan membuat upaya pemadaman sulit dilakukan, karena minimnya akses. Alhasil lahan seluas 6 hektare di kawasan hutan tersebut hangus dilalap si jago merah. 

Baca juga: RAIB Kalung Emas 40 Gram, Wiliani Dijambret, Aksi Kriminal Kembali Resahkan Warga di Karangasem

Baca juga: SOPIR Ngantuk, Truk Boks Tabrak Pohon Perindang di Jalur Tengkorak, 1 Penumpang Luka Ringan!

Kasi Humas Polres Buleleng Iptu Yohana Rosalin Diaz mengungkapkan, peristiwa kebakaran pertama kali diketahui oleh Kepala Dusun Melanting, Made Muliana. Ia bergegas melapor kepada Perbekel Desa Banyupoh serta Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Bali Utara, lengkap dengan video kebakaran hutan sebagai bukti awal untuk ditindaklanjuti.

"Setelah menerima laporan, Unit Kecil Lengkap (UKL) Polsek Gerokgak bersama unsur terkait segera menuju ke lokasi untuk melakukan penanganan awal," ungkapnya dikonfirmasi Kamis (9/10).

Upaya pemadaman sempat terkendala, sebab akses menuju titik api yang ada di daerah perbukitan sulit dijangkau. Walau demikian tim gabungan berupaya agar kobaran api tidak meluas. 

"Hingga malam hari petugas gabungan masih bersiaga di sekitar lokasi untuk memantau perkembangan situasi pasca kebakaran, mengingat tiupan angin kencang masih menjadi potensi utama penyebaran api," ucapnya. 

Sementara Plt Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Utara, Hesti Sagiri mengungkapkan, sejatinya sejak sore pihaknya sudah melihat ada asap dari daerah bukit. Pihaknya pun segera memerintahkan Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Bali Utara untuk siaga. 

"Saya sudah sampaikan agar petugas standby. Karena biasanya semakin sore, embusan angin semakin kencang," ujarnya. 

Titik api mulai terlihat sekitar pukul 18.00 Wita. Sayangnya kebakaran tidak bisa dijangkau karena sulitnya akses. Tim gabungan pun sudah memikirkan untuk membuat sekat api, sebagai solusi mencegah kebakaran meluas. "Selain itu tim Damkar Buleleng juga sudah standby pukul 20.00 Wita," imbuhnya. 

Berdasarkan pantauan pihaknya, kobaran api padam pada Kamis (9/10) sekitar pukul 01.30 Wita. Kebakaran dinyatakan padam sepenuhnya pukul 12.25 Wita, yang dilanjutkan dengan pengecekan areal bekas kebakaran

Kata Hesti, luas lahan yang terbakar mencapai 6,14 hektare. Api membakar rumput kering, semak perdu, tonggak kayu dan seresah. (mer)

Penyebab Masih Dalam Penyelidikan 

Plt Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Utara, Hesti Sagiri menambahkan, penyebab kebakaran hingga kini masih dalam penyelidikan. 

Ia mengingatkan pada masyarakat yang kerap beraktifitas di dalam hutan, agar tidak memicu kebakaran. Mengingat kawasan hutan saat ini dalam kondisi kering. 

"Misalnya kawan-kawan yang mencari rumput dan sebagainya di dalam hutan, jangan sambil merokok. Karena itu memicu lebih cepat kebakaran," tandasnya. (mer)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved