Music Zone

Scared Of Bums Rilis Klip 'Rise To The End', Tampilkan Kontradiksi Mimpi dan Realita

Tayang: Minggu, 17 November 2019 09:24 WITA

Penulis: Putu Candra | Editor: Widyartha Suryawan

lihat foto

Scared of Bums

Baca Selanjutnya:

HADIRKAN 254 Film dari 59 Negara, Festival Film Pendek MFW11 Kembali Digelar di Bali

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Suhu ekstrem 35 derajat celsius tercatat oleh BMKG Bali sebagai suhu terpanas tertinggi dalam 30 tahun belakangan di Bali.

Secara ilmiah suhu tinggi ini karena Bali memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan.

Faktor lain adalah posisi matahari saat ini berada di selatan garis katulistiwa yang menyebabkan intensitas cahaya matahari lebih banyak sampai ke permukaan bumi.

Perubahan Iklim juga menjadi faktor utama kondisi ini.

Ada pergeseran umur cuaca yang sangat ekstrem.

Scared of Bums berpikir bahwa kondisi sekarang ini adalah kondisi yang tepat untuk meluncurkan video klip “Rise To The End” yang secara visual menampilkan kondisi-kondisi alam yang sudah semakin berubah.

Taman Nasional Baluran dan Gunung Bromo adalah lokasi shooting yang dipilih oleh Erick Est untuk video klip “Rise To The End”.

Klip ini mencoba bercerita secara surealis dengan menghadirkan kontradiksi antara mimpi dan realita.

Konsep ini dituangkan melalui visual yang memperlihatkan objek nyata dalam keadaan yang tidak mungkin terjadi, seperti dalam mimpi atau alam bawah sadar manusia.

• Cygnus White Swan Tembus Nominasi AMI Awards Kategori Album Rock Terbaik

Lagu “Rise To The End” adalah single dari album kedua "Let's Turn On Fire" yang dirilis tahun 2013.

"Rise To The End sendiri mengandung arti untuk tidak pernah menyerah, mempertahankan apa yang kita yakini sampai akhir," ujar Gede Putra Budi Noviyana yang akrab disapa Nova, drummer Scared Of Bums.

Banyak pengalaman menarik ketika pengambilan gambar video klip ini semisal saat di Taman Nasional Baluran kamera drone sempat jatuh dan kemudian diperingati penjaga pos Taman Nasional Baluran untuk menjaga ketenangan banteng liar penghuni Taman Nasional.

“Saya dikerjain Erick Est, ketika adegan badan dikubur sampai leher di gurun pasir Gunung Bromo,” kisah Putu Eka Janantha atau sering dipanggil Bocare, vokalis Scared Of Bums.

Proses shooting sempat tertunda satu hari karena hujan angin di lokasi hingga sempat menerbangkan tenda kru di lokasi.

Tim produksi dan personil benar-benar diuji secara fisik dan mental ketika proses pembuatan video.

Rilis video klip “Rise To The End” di kanal youtube ini adalah sebagai jembatan penghubung antara album kedua dan dan album terbaru Scared Of Bums berikutnya yang bertajuk “Delay” yang akan segera dirilis di akhir tahun ini.

Album “Delay” akan diawali dengan perilisan single pertama yang berjudul sama dengan album yaitu “Delay” yang rencananya dirilis dalam dua pekan ke depan.

• Di Bawah Bendera Berita Angkasa, Jangar Akan Rilis Debut Album Penuh Tahun Ini

Single ini nantinya akan dapat dinikmati di semua kanal musik digital terpopuler.

Jarak 6 tahun dari album terakhir Scared Of Bums tidak membuat band ini turun pamor.

Penggemar Scare Of Bums yang sering disebut “5013mc” (Scared Of Bums Mos Pit Crew) selalu membludak memenuhi festival-festival musik dengan kapasitas penonton ribuan.

Penampilan terakhir Scared Of Bums di acara Carnival Of Rock yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali di Panggung Terbuka Ardha Candra, 6 November 2019 silam yang memberikan kesempatan band ini untuk menyuarakan perjuangan “Bali Tolak Reklamasi” di hadapan Pemerintah Provinsi Bali dengan membawakan lagu “Kepalkan Tangan Kiri”.

• Lewat Album “Fortius”, Parau Sampaikan Kobar Semangat untuk Kian Tangguh

Moment itu juga direspons oleh penonton dari Desa Adat/Pakraman Sumerta dengan membawa atribut ForBali ke atas panggung.

Ini menunjukkan bahwa band ini berada di koridor mendukung Pemerintah Provinsi Bali ketika bicara tentang memajukan industri kreatif generasi milenial akan tetapi tetap konsisten mengawal isu-isu sosial di Bali. (*)

Scared Of Bums