Berita Banyuwangi
Sungai yang Dulu Penuh Sampah Kini Jadi Wisata Air dan Budidaya Ikan Air Tawar
Melalui Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli), Banyuwangi ingin memperkenalkan destinasi wisata yang dibuat berdasarkan kesadaran masyarakatny
TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Sungai Kampung Pinggir Kanal (Pingkan) dulunya dikenal penuh sampah.
Banyak masyarakat yang buang sampah dan buang air besar di sungai yang mengalir di antara dua dusun, yakni Dusun Krajan dan Dusun Kepatihan, Kecamatan Cluring tersebut.
Kini sungai yang dikenal dengan Dam BCL 5 tersebut dijadikan wisata air, sentra kuliner, dan budidaya ikan air tawar.
Melalui Cipta Wisata Tebar Ikan Terkendali (Barkanli), Banyuwangi ingin memperkenalkan destinasi wisata yang dibuat berdasarkan kesadaran masyarakatnya tersebut.
• Kecelakaan Maut di Jalan Raya Sampalan, Ketut Sarta Terhempas Hingga Tewas di Jalan Raya
• Marc Marquez dan Alex Marquez Pecahkan Sejarah di MotoGP, Saudara Kandung Jadi Rekan Setim
• Tahun 2020, Dana Ogoh-Ogoh Setiap Sekaa Teruna di Badung Dirancang Naik 40 Persen Jadi Rp 40 Juta
“Kami atas nama Pemkab Banyuwangi sangat mengapresiasi apa yang dilakukan warga Desa Cluring, termasuk kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas)-nya."
"Kami bangga memfasilitasi kegiatan yang berasal dari masyarakat ini. Warga di sini luar biasa. Ini akan jadi destinasi wisata baru yang prospeknya menjanjikan,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Anas mengatakam dulu tempat ini kumuh, masyarakat sering buang sampah dan buang air besar sembarangan di sini.
"Dengan diubah menjadi tempat wisata dan lokasi penebaran ikan secara terkendali, maka otomatis warga akan ikut menjaga kebersihan sungai,” ujarnya.
• Tahukah Anda Bahwa Hari Ini, 19 November Adalah Hari Toilet Sedunia, Begini Sejarahnya
• 2.726 Subak Bakal Dapat Bantuan Rp 50 Juta, Pemprov Akan Verifikasi Faktual Subak di Bali
• Kapolres Ini Langsung Dicopot dari Jabatannya, Diduga Karena Kesalahan Ini Saat Kapolri Beri Arahan
Selain wisata air dan sentra kuliner, sungai ini juga bisa dijadikan tempat pemancingan, budidaya ikan air tawar, wisata transportasi air (dikayuh), terapi ikan, dan pusat kebudayaan.
Dalam acara tersebut ditebar 3.000 bibit ikan nila dan tombro, serta penanaman 25 pohon cemara udang di tepian sungai.
Anas berharap dengan menjadi destinasi wisata perekonomian warga juga akan turut meningkat.
"Banyak yang bisa dimanfaatkan di sini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar," kata Anas.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Hari Cahyo Purnomo, mengatakan potensi perikanan budidaya di kawasan ini merupakan salah satu upaya restocking terhadap potensi perikanan Banyuwangi.
• Sosok Pramugara yang Suapi Nenek di Pesawat, Donny Prima Yuszela Rela Berikan Jatah Makanannya
• Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Pasuruan, Kaji Saiful: Dibawa Saat Belanja Bareng Istrinya
• Kubu Lawan Kehilangan 5 Pemain Inti, Lini Serang Bali United Komplet Jelang Tandang ke Makassar
“Ini adalah upaya restocking, agar persediaan ikan di Banyuwangi aman. Sebelumnya Banyuwangi sudah punya gerakan Masyarakat Pangan Mina Lestari (Gema Pamili) menuju eko wisata."
"Kami ingin terus kembangkan di semua sektor, baik di perikanan laut, pantai maupun darat. Di darat ada potensi barkanli semacam ini yang bisa dikembangkan,” kata Hari.
“Kami tebar 3000 bibit ikan nila dan tombro di sepanjang sungai ini. Saat debit air tinggi di bulan Desember nanti, kami akan tebar kembali 12.000 bibit. "
"Total 15.000 bibit, sedangkan penanaman cemara udang, akan kami genapkan hingga mencapai 100 batang pohon,” tambah Hari. (*)