Bali United
Dalam Tiap Pertandingan, Hanya Dua Hal yang Teco Rasakan
Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco, terancam akumulasi kartu kuning jika satu kali lagi mendapatkan kartu kuning dalam pertandingan.
Penulis: Marianus Seran | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco, terancam akumulasi kartu kuning jika satu kali lagi mendapatkan kartu kuning dalam pertandingan.
Teco bisa tak mendampingi Bali United dalam laga sisa Liga I Indonesia 2019 jika dalam laga kontra PSM Makassar, 23 November 2019 di Makassar, ia kembali mendapat kartu kuning.
Saat ini ia sudah mendapat mengantongi dua kartu kuning selama berada di banch pemain.
“Aturan itu ada, jika saya akumulasi nanti Eko Purdjianto yang ganti saya. Dia asisten saya,” tegas Teco di Legian, Kuta, Badung, kemarin.
Menurut dia, ini aturan baru atau law of the game FIFA. “Saya tidak tahu, pelatih lain pernah mengalami hal ini atau tidak, tapi semoga saya tidak terkena kartu lagi,” ujar pelatih asal Brasil ini.
• Angkat Tema Lets Change Image, Bunkasai Undiksha Hadirkan Berbagai Stand Bernuansa Jepang
• UMK Klungkung dan Buleleng Sama, Perusahaan Tak Bayar Sesuai UMK Disanksi Rp 50 Juta
Teco mendapatkan kartu kuning wasit saat laga kontra PSIS Semarang dan laga kontra Persipura.
Reaksi Teco kepada wasit dinilai berlebihan sehingga wasit utama yang mendengarkan masukan asisten wasit memberikan bisikan agar wasit utama melayangkan kartu kepada Teco.
Teco tak memungkiri merasa sangat senang setelah Persipura Jayapura dikalahkan PSM Makassar 4-0.
Menurut Teco, Persipura gagal memanfaatkan kesempatan meski telah mengetahui Bali United dikalahkan PSIS Semarang 0-1.
“Pasti lebih senang karena Persipura kalah, dia hilang kesempatan. Dia punya kesempatan, tapi hilang,” tegas Teco.
Menurutnya, dalam setiap laga hanya dua hal yang sering dirasakan, yakni tenang dan stres.
“Setiap laga bisa membuat kita lebih tenang dan stres, Hanya dua pilihan sebagai pelatih,” ujarnya.
• Dari Cedera hingga Penyakit Serius, Tanda di Balik Kesemutan yang Perlu Diwaspadai
• Deretan Zodiak Berkarakter Kuat, Pantang Menyerah Menghadapi Masalah
Saat itu, kata Teco, Persipura sebenarnya sudah mengetahui hasil Bali United sebelum mereka bermain.
“Persipura sudah tahu jadwal karena kita tidak bermain di waktu yang sama. Dia tahu kita kalah, dia tahu jika menang dekat kita. Selain Persipura, Madura United juga sama mengancam, poin sama dan jumlah pertandingan sama semuanya,” jelas Teco.
Teco mengatakan, Bali United akan membawa skuat 20 orang ke Makassar hadapi PSM Makassar pada 23 November 2019.
Dalam gerbong tersebut tanpa lima pemain yaitu Ricky Fajrin, Gunawan Dwi Cahyo, Willian Pacheco, Paulo Sergio, dan Ilija Spaso yang sedang berduka.
Darije Kalezic Bicara Kekuatan PSM
Pelatih kepala PSM Makassar, Darije Kalezic begitu mengapresiasi kekuatan timnya di empat bulan terakhir.
Meski tidak dapat bermain dengan rata-rata 5-9 Pemain di sebuah laga karena akumulasi, cedera dan panggilan Timnas, anak asuhnya mampu meraih kemenangan.
Pelatih asal Bosnia itu menilai, dibandingkan dengan awal awal musim, 4 bulan belakangan ia sering melakukan perubahan di 11 pemain inti PSM Makassar.
“Ini berpengaruh ke hasil kita dan kekonsistenan dari performa. Namun kita masih bisa memenangkan laga di kandang,” ujar Darije.
Bandingkan dengan klub lain, semisal Tira Persikabo yang begitu menanjak di putaran pertama, gara-gara tidak diperkuat 2-3 pemain intinya saja yang cedera dan dipanggil Timnas, performanya menurun.
• Pembagian Tidak Tepat Sasaran, Bantuan Mesin Perahu di PPN Pengambengan Diverifikasi Ulang
• Buka Bisnis Rumah Makan Padang Petir, Atta Halilintar Mau Bawa Makanan Minang Go Internasional
“Begitu juga dengan Perspura. Tanpa pemain nomor 10 (Ibrahim Konte) dan 86 (Boaz Salossa) penyerangan mereka tidak seperti biasanya,” ujar pelatih asal Bosnia itu.
Tidak sekadar itu saja, pelatih 50 tahun itu menjelaskan, selain krisis pemain, pun jeda laga sangat mepet. “Kita tidak mempunyai jeda dari pekan ke pekan yang normal musim ini untuk digunakan untuk mempersiapkan tim untuk pertandingan selanjutnya,” katanya.
Kalau misalnya kehilangan lima sampai sembilan pemain dalam 3 bulan terakhir, normal harus mengganti tim di setiap minggu. “Dan pada saat kita harus menjalani 50 persen ekstra pertandingan atau 20 partai lebih banyak daripada satu musim normal tahun ini,” katanya.
“Bagi saya masuk akal kita akan memasuki situasi seperti ini dengan semua keadaan yang ada. Karena ini sangat berat untuk pemain,” jelasnya. (*)