Pembagian Tidak Tepat Sasaran, Bantuan Mesin Perahu di PPN Pengambengan Diverifikasi Ulang
Pembagian mesin jukung di PPN Pengambengan ada yang tidak tepat sasaran, sehingga dilakukan verifikasi ulang
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Pembagian Tidak Tepat Sasaran, Bantuan Mesin Perahu di PPN Pengambengan Diverifikasi Ulang
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyerahkan bantuan mesin jukung kepada nelayan di Jembrana.
Sayangnya, dalam pembagian itu ada yang tidak tepat sasaran.
Karena itu, Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan Jembrana melakukan verifikasi ulang.
Sebab, dalam pembagian yang dilakukan beberapa waktu lalu itu terjadi kericuhan.
Informasinya, pembagian mesin dilakukan Kamis (14/11/2019) lalu hingga Senin (18/11/2019).
• Berkaca dari Data Tahun Lalu, Kamu Bisa Coba Peruntungan Daftar CPNS 2019 di 5 Instansi Ini
• Merasa Jauh dari Perasaan Bahagia? 7 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Saat pembagian di TPI baru PPN Pengambengan, Jumat (15/11/2019) lalu, terjadi protes dari nelayan yang tidak mendapatkan bantuan.
Nelayan memprotes karena ada nelayan yang tidak setiap saat melaut, malah mendapat pembagian mesin.
Bantuan mesin perahu berbahan bakar gas 3 kilogram itu, akhirnya diverifikasi ulang.
Dari hasil verifikasi ulang, didapati ada sejumlah penerima yang terdata tidak tepat sasaran.
• Memilih Parfum Sesuai Zodiak: Wewangian Kombinasi Cocok untuk Taurus yang Percaya Diri Tapi Sabar
• Dukung Gerakan Nasional Non Tunai, Pasar Jembrana Mulai Terapkan E-Retribusi
Sehingga dicoret dan dialihkan kepada penerima lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan Jembrana, I Made Dwi Maharimbawa mengatakan, dari verifikasi ulang melibatkan perangkat desa dan kepala kewilayahan ini, ada 22 penerima yang dialihkan.
Meskipun persyaratan penerima tersebut mencukupi, seperti memiliki Kartu Kusuka (nelayan), memiliki jukung dan mesin berbahan bakar bensin.
Namun, dari verifikasi ulang, sebagian besar diketahui kurang membutuhkan, dibanding nelayan lain yang memang membutuhkan bantuan mesin.
“Ada yang sudah memenuhi syarat, tetapi sehari-hari bekerja di pabrik. Ada yang pemilik perahu selerek, dan akhirnya mengundurkan diri," ucapnya, Kamis (21/11/2019).
(*)