Yang Mendorong Seseorang Jadi Hobi Selfie, Bagaimana Dampaknya Jika Kecanduan?
Seiring berkembangnya teknologi, selfie menjadi bagian dari ajang ekspresi diri. Bagaimana fenomena swafoto menjadi marak di tengah masyarakat?
Motivasi untuk swafoto mungkin berbeda.
Namun, swafoto secara umum memungkinkan seseorang untuk membuat identitas asli atau identitas yang dirasakan.
Selain itu, swafoto dapat memberikan energi positif dari kepercayaan diri yang meningkat.
Caranya, dengan mengekspresikan diri untuk menambah identitas atau karakter mereka dan menunjukkan siapa mereka sebenarnya (atau siapa yang mereka percayai dan atau ingin menjadi).
”Bagi banyak orang, swafoto membantu menciptakan identitas mereka agar orang lain melihatnya dan dapat menjadi sumber peningkatan harga diri,” Tulis Griffiths seperti dilansir dari Psychology Today (05/05/2019).
Namun, swafoto tak hanya membuat individu merasa baik.
• Penemuan Terbaru: Ular Purba Punya Kaki, Peneliti Ungkap Fosil Ini Membuktikannya
• Bali United Harus Lebih Cepat Juarai Liga I Indonesia 2019, Ini Alasan Mendasar Coach Teco
Bagi sebagian kecil orang, swafoto memberikan pengaruh buruk karena mereka merasa tidak aman dan membandingkan swafoto mereka sendiri dengan orang lain.
Munculnya "Selfitis" karena kecanduan swafoto American Psychiatric Association (APA) telah mengklasifikasikan “selfitis” sebagai gangguan mental baru.
Menurut Griffiths, APA telah mendefinisikan selfitis sebagai keinginan kompulsif obsesif untuk mengambil foto diri sendiri dan mengunggahnya di media sosial sebagai cara untuk menebus kurangnya harga diri.
Ada tiga tingkat gangguan disebabkan kecanduan swafoto.
Pertama, memotret diri sendiri setidaknya tiga kali sehari tetapi tidak mengunggahnya di media sosial.
Kedua, akut yang berarti memotret diri sendiri setidaknya tiga kali sehari dan mengunggah setiap foto di media sosial.
Ketiga, kronis yaitu keinginan tak terkendali untuk mengambil foto diri sendiri setiap saat dan mengunggah foto di media sosial lebih dari enam kali sehari.
Selanjutnya, Griffiths memeriksa apakah ada potensi perilaku kecanduan swafoto menggunakan alat ukur skala perilaku selfitis.
Griffiths dan timnya menggunakan siswa India sebagai peserta dalam penelitian karena India memiliki jumlah pengguna Facebook terbesar berdasarkan negara.