Pengamat Ini Cemaskan dan Ingatkan Ahok Soal Kelakarnya yang Mengkhawatirkan: Takutnya Bablas
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi menerima Surat Keputusan pengangkatan menjadi komisaris utama PT Pertamina.
TRIBUN-BALI.COM, - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi menerima Surat Keputusan pengangkatan menjadi komisaris utama PT Pertamina.
Ahok tiba di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat sekitar pukul 09.30 WIB mengenakan kemeja lengan panjang motif batik cokelat.
Ia menebar senyum ke sejumlah awak media yang telah menunggu.
Kehadiran Ahok di gedung BUMN untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina.
RUPS digelar dalam rangka pengangkatan Ahok sebagai Komut.
"(Surat keputusan, red) Hari ini. Jadi saya diminta datang untuk terima SK. Jadi selanjutnya saya enggak tahu kan, belum ketemu," ucap Ahok.
Namun baru sehari menjabat Komisaris Utama PT Pertamina, candaan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai mulai mengkhawatirkan.
Penilaian itu disampaikan Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari dalam wawancara dengan Kompas TV, Senin (25/11/2019).
M Qodari menilai Ahok memiliki satu kelamahan yang fatal.
"Ahok punya kelemahan yaitu dalam komunikasi politik, " kata M Qodari.
M Qodari berujar bahwa kekuatan Ahok sejak dari menjabat sebagai Kepala Daerah adalah kemampuannya dalam bekerja.
Maka itu M Qodari meminta agar Ahok cukup bekerja saja, tanpa harus banyak bicara ke publik.
"Kekuatan Ahok dalam bekerja, kalau yang lain bekerja sambil berbicara,
Tapi kalau Ahok sekali lagi kalau saya boleh meminta tolong pak Ahok bekerja saja jangan bicara, " kata M Qodari.
M Qodari bahkan sudah mulai khawatir ketika Ahok sudah mulai meladeni pertanyaan dari wartawan.