Perhatikan Usia Kehamilan, Ada Dampak Jika Usia Kehamilan Lebih dari 42 Minggu

Jika janin berada lebih dari 42 minggu dalam kandungan, maka menjadi kehamilan serotin atau bayi lewat waktu

Editor: Meika Pestaria Tumanggor
internet
Ilustrasi hamil 

Perhatikan Usia Kehamilan, Ada Dampak Jika Usia Kehamilan Lebih dari 42 Minggu

TRIBUN-BALI.COM – Perhatikan usia kehamilan, ada dampak jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu.

Bagi wanita yang telah menikah, penting untuk mengetahui dan mencatat dengan cermat siklus menstruasi.

Hal ini karena jika sewaktu-waktu hamil, Anda punya catatan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yang menentukan usia janin dalam kandungan.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kandungan dan Kebidanan) RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr Boy Abidin, Sp.OG(K), mengatakan bahwa usia janin untuk siap dilahirkan adalah antara 37 hingga 40 minggu.

“Usia tersebut dihitung dari HPHT, bukan pada saat pembuahan terjadi. Jadi dipastikan dulu HPHT-nya,” tutur dr Boy kepada Kompas.com, Jumat (29/10/2019).

Jika Anda ragu tentang HPHT, lanjut dr Boy, pada semester pertama kandungan (0-3 bulan) ada baiknya melakukan pemeriksaan.

“Saat hamil muda bisa diperiksa, biasanya dokter akan menentukan usia janin sesuai ukurannya. Jika masih di bawah tiga bulan, selisihnya sekitar tiga hari sampai satu minggu,” lanjutnya.

Namun jika Anda mengecek usia janin pada semester dua atau tiga kehamilan, dr Boy mengatakan, selisih usianya bisa cukup jauh yakni satu sampai dua bulan.

4 Barang Paling Kotor di Ruang Tamu dan Tips Membersihkannya

Pelamar CPNS Tahun Ini Paling Banyak Salah dalam Input Dokumen

Cerita Yoyok, yang Punya Nama Anak Sama dengan Cucu Ketiga Jokowi, Lembah Manah

Kehamilan serotin

Mengapa usia janin sangat penting?

Hal ini dilakukan agar bayi lahir dengan sehat terhindar dari kelainan bahkan kematian.

“Jika janin berada lebih dari 42 minggu dalam kandungan, maka menjadi kehamilan serotin atau bayi lewat waktu,” tutur dr Boy.

Seperti apa bayi yang serotin atau lewat waktu?

dr Boy menuturkan, bayi serotin bisa jadi keriput, kering, bahkan ada risiko kematian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved