Kenalkan Pengurus, Keberadaan & Independensi Organisasi,Pengurus DPD HKTI Bali Temui Gubernur Koster
HKTI Bali telah melakukan berbagai kegiatan seperti pameran hasil pertanian, pelatihan kelompok tani, pembinaan kepada subak dan FGD
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPD HKTI) Provinsi Bali bertemu dengan Gubernur Bali Wayan Koster di Kantor Gubernur Bali, Senin (2/12/2019).
Ketua HKTI Bali Prof Nyoman Suparta mengatakan pertemuan pihaknya dengan Gubernur Koster guna memperkenalkan pengurus, menjelaskan keberadaan dan independensi organisasi.
"Kami mengenalkan keberadaan organisasi yang independen tidak terikat satu partai manapun," kata Suparta saat ditemui usai pertemuan berlangsung.
Separta mengatakan, selain memperkenalkan keberadaan organisasi, pihaknya juga menjelaskan berbagai kegiatan yang sudah dilakukan HKTI Bali.
• Sebelum Daftar SNMPTN, Perhatikan 10 Jurusan Soshum dan Saintek yang Paling Ketat Persaingannya
• Jangan Salah Pilih PTN, Berikut 10 PTN Penerima Siswa Terbanyak untuk Jalur SNMPTN
• Menyeruput Segarnya Apel Punch Mix Strawberry Saat Cuaca Terik, Cocok Jadi Teman Kumpul Keluarga
Selama ini, kata dia, HKTI Bali telah melakukan berbagai kegiatan seperti pameran hasil pertanian, pelatihan kelompok tani, pembinaan kepada subak dan focus group discussion (FGD).
Di sisi lain, pihaknya juga memberikan masukan kepada Gubernur Koster mengenai permasalahan pertanian yang saat ini terjadi di Bali.
Berbagai permasalahan itu seperti degradasi sumber daya lahan dan air serta optimalisasi lahan tidur, alih fungsi lahan yang masih tinggi, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang masih perlu ditingkatkan.
Selain itu, pihaknya juga memandang bahwa belum terintegrasinya pemasaran hasil pertanian dengan lembaga pemasaran termasuk sektor pariwisata.
Suparta menuturkan, keberadaan agroindustri pertanian di Bali juga belum berkembang sesuai harapan dan alokasi anggaran sektor pertanian juga masih terbatas.
Disamping itu sistem penyuluhan pertanian belum berjalan sebagaimana diharapkan, baik itu dalam kelembagaan, ketenagaan dan pembiayaan.
Mengenai berbagai permasalahan itu, Suparta mengatakan bahwa Gubernur Koster meminta untuk memikirkan ativitas dari hulu sampai hilir.
"Jadi yang jelas-jelas saja, yang konkret-konkret saja, tak usah banyak wacana. Begitu kata beliau," kata Suparta.
Menurut Suparta, hal itu sampai saat ini masih sangat sulit untuk dilakukan karena keberadaan lahan petani di Bali cukup kecil.
Oleh karena itu, pemberdayan petani harus dilakukan melalui berkelompok atau secara organisasi.
"Nah oleh karena itu kita benahi dulu organisasinya (atau) kelembagaannya. Bagaimana membina mereka supaya bisa maju bersama-sama," jelasnya.
Menurut Suparta, Gubernur Koster berbicara banyak mengenai keberadaan organisasi petani di Bali yang saat ini masih sangat diperlukan. (*)