Badung Darurat Sampah, Dewan Sodok Program DLHK: Pak Kadis, Saya Minta Tidak Cuma Lips Service
Jalannya rapat berlangsung panas, lantaran beberapa anggota dewan Komisi II menganggap program DLHK terkait penanganan sampah belum jalan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Widyartha Suryawan
“Kami menilai apa yang Pak Kadis paparkan tadi tidak sama dengan arahan Bapak Bupati. Jangan-jangan belum berkoordinasi dengan pak bupati,” sodoknya.
Sementara itu, IB Sunarta dan Made Wijaya juga mempertanyakan program penanganan sampah untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Sejauh ini mereka menilai belum ada tindakan apapun dari DLHK. Sementara sampah saat ini sudah dititip di sejumlah titik yang nota bena ditakutkan menimbulkan masalah baru.
“Untuk jangka pendek Pak Kadis perlu dana berapa, skala prioritas jangka pendeknya apa? Karena tanggal 30 kemarin kan, Badung sudah tidak boleh buang sampah ke Suwung,” Sunarta.
Made Wijaya juga menambahkan agar daerah destinasi pariwisata seperti Kuta tidak dijadikan tempat penampungan sampah.
Pasalnya, di daerah itu banyak akomodasi wisata yang rawan keluhan.
“Untuk yang sudah siap, segera dong pasangin mesin. Berikan pendampingan, jangan dibiarkan begitu saja,” pinta politisi Gerindra asal Tanjung Benoa ini.
Di sisi lain, Nyoman Dirga Yusa langsung menyebut DLHK kurang sigap, sehingga membut Badung booming sampah.
“Kami melihat tidak ada persiapan setelah penutupan TPA Suwung.Ada goncangan di tengah jalan Pak Kadis panik sekali. Artinya belum siap,” sentilnya.
Sementara Inda Trimafo yang mendapat giliran terakhir meminta pihak DLHK membeberkan rencana penggunaan dana Rp 2,5 miliar yang akan diberikan ke desa. Sejauh ini belum ada sosialisasi ke desa.
“Yang dana Rp2,5 miliar itu, desa-desa belum tahu. Untuk pengalokasian apa saja itu? Termasuk desa saya belum tau, kok tidak ada sosialisasi,” tanya politisi asal Puri Ngurah Rai Carangsari ini.
Menyikapi sorotan para dewan tersebut, Eka Merthawan malah tak menyangkal pelarangan membuang sampah ke TPA Suwung membuat pihaknya kewalahan.
Saat ini pihaknya mengaku terpaksa menitipkan sampah di Tuban secara sementara, lantaran tidak tempat.
“Tidak ada pilihan lagi. Jadi kami titipkan dulu,” katanya.
Pihaknya memastikan, sampah tersebut, sudah ditutup dan diberi cairan agar tidak berbau.