Mantan kepsek Merayu Siswi
Kasus Rayuan Maut Oknum Kepsek di Buleleng ke Beberapa Siswi Berakhir Damai, Semua Enggan Komentar
knum kepala sekolah yang baru pensiun berinisial DNT telah mengirim pesan singkat bernada rayuan kepada sejumlah siswinya sejak seminggu belakangan in
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Rizki Laelani
Kasus Rayuan Maut Kepsek di Buleleng ke Beberapa Siswi Berakhir Damai, Semua Enggan Komentar
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Gede Darmaja tidak menampii jika oknum kepala sekolah yang baru pensiun berinisial DNT telah mengirim pesan singkat bernada rayuan kepada sejumlah siswinya sejak seminggu belakangan ini.
Namun Gede Darmajaya baru mengetahui hal tersebut pada Senin (2/11/2019), atau sehari setelah sang kepala sekolah pensiun.
Sehingga pihaknya mencoba untuk menggali keterangan langsung dari DNT serta orangtua siswa.
"Berawal dari chating, guyonan menjadi penyebab. Yang bersangkutan sudah pensiun per 1 Desember kemarin," katanya.
Sementara terkait tuntutan dari para orangtua siswa, hanya ingin agar DNT jujur, sehingga permasalahan menjadi lebih jelas.
• Oknum Kepsek di Buleleng yang Rayu Siswinya Disidang Kepala Dinas, DNT: Ampura
• BREAKING NEWS: Baru Pensiun Mantan Kepsek Kirim Rayuan Maut ke Sejumlah Siswi Mirip Mantan Pacar
• Pulang Mengurus Jasad Sang Ibu di Masjid Sanur, Kakak Beradik Ini Tewas Ditabrak Mobil
• Reaksi Nadiem Makarim Pada Survei Kemampuan Baca Siswa Indonesia di Peringkat 72 dari 77 Negara
Dari pertemuan itu, DNT akhirnya mengakui bahwa dirinya telah mengirim pesan bernada rayuan kepada sejumlah siswinya.
Setelah mendapat pengakuan dari DNT, Darmaja mengklaim jika permasalahan ini sudah selesai.
"Tadi yang bersangkutan sudah jujur, dan permasalahan ini sudah selesai. Sudah damai. Dalam waktu dekat kami juga akan mendatangi sekolah tersebut, untuk meluruskan hal ini kepada seluruh siswa agar tidak menimbulkan keresahan, agar informasi ini tidak liar. Tidak terjadi apa-apa, tidak ada yang mengarah ke hal yang negatif," terangnya.
Dengan adanya kasus ini, Darmaja mengimbau kepada seluruh warga sekolah, baik kepala sekolah maupun guru untuk menjaga martabat pendidikan.
"Pendidikan itu adalah profesi yang mulia. Jaga martabat pendidikan, jangan sampai tercoreng," ungkapnya. (*)