Erick Thohir Blak-blakan Jadi Dirut Garuda Godaannya Berat, Sebut Kekuasan, Uang & Wanita

Erick Thohir menyebut menjadi direktur utama (Dirut) di Garuda Indonesia lebih berat dibandingkan menjadi bos di perusahaan plat merah lainnya.

Editor: Ady Sucipto
Claudio Villa/Getty Images
Erick Thohir 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Setelah ramai diberitakan soal kasus penyelundupan motor Harley Davidson yang berujung pada pemecatan Direktur Garuda Indonesia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir blak-blakan soal beratnya menjadi direktur Garuda Indonesia. 

Erick Thohir menyebut menjadi direktur utama (Dirut) di Garuda Indonesia lebih berat dibandingkan menjadi bos di perusahaan plat merah lainnya.

Atas dasar itu, dia menilai Dirut Garuda harus mempunyai akhlak dan integritas yang baik dalam memimpin perusahaan tersebut.

“Kalau dia menjadi salah satu pimpinan (Garuda), itu pasti mendapat nafkah (penghasilan) yang baik, lalu juga di puncak kepemimpinannya, suka enggak suka pasti punya kekuasaan.

Yang problem, khususnya di Garuda itu juga dikelilingi perempuan cantik-cantik,” ujar Erick di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).

Erick menjelaskan, sebagai laki-laki dan seorang pemimpin, godaan terberat dalam hidup adalah soal kekuasaan, uang dan wanita.

Menurut dia, semua hal tersebut ada di Garuda Indonesia.

Oleh karena itu, dia menilai menjadi bos di Garuda Indonesia bukan merupakan hal yang mudah.

“Memang, siapapun yang memimpin Garuda ini tidak mudah, jauh lebih berat dari BUMN lain karena tiga hal itu. Perindo (Perum Perikanan Indonesia) banyak hubungannya dengan ikan, pelabuhan cold storage, apa yang dilihat?," kata Erick.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi mencopot lima direksi Garuda Indonesia.

Kelima direksi tersebut yakni, Direktur Utama Ari Askhara, Direktur Operasi Bambang Adi Surya, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto dan Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar.

Ari dan keempat direksi lainnya dicopot karena diduga terlibat dalam menyelundupkan motor klasik Harley Davidson keluaran 1972 dengan kisaran harga Rp 800 juta dan sepeda Brompton.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Ungkap Beratnya Jadi Dirut di Garuda Dibanding BUMN Lain"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved