Bali Peringkat 3 Kerukunan Agama di Indonesia, Ini Tradisi yang Cerminkan Kerukunan di Pulau Dewata

Di atas dataran tinggi di Kecamatan Karangasem, terdapat sebuah desa yang heterogen. Desa tersebut bernama Desa Bukit.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Huda Miftachul Huda
Tribun Bali/Widyartha Suryawan
Doa bersama oleh umat lintas agama di kompleks peribadatan Puja Mandala, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Rabu (16/5/2018). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Bali menduduki peringkat ketiga dalam indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2019.

Indeks KUB ini dirilis oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Bali mendapat nilai 80,1 setelah Papua Barat (nilai 82,1) dan Nusa Tenggara Timur (nilai 81,1) yang masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua.

Sebagai daerah pariwisata, Bali memang dikenal dengan relasi sosialnya yang heterogen.

7.000 Buku Bhagavad-gita Disebarkan di Seluruh Indonesia pada Pelaksanaan GJN 2019

BMKG: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah Termasuk Bali

Namun demikian, rasa toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Bali sebenarnya telah ada sejak lama.

Hal itu dapat dilacak dari beberapa tradisi yang dimiliki Bali:

1. Tradisi Ngejot

Ngejot adalah salah satu tradisi Bali yaitu memberikan makanan kepada tetangga sebagai wujud rasa persaudaraan.

Biasanya, tradisi ngejot dilaksanakan saat seseorang memiliki hajatan adat atau ketika hari raya tiba.

Tradisi ngejot tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali.

Warga di Banjar Piling Kanginan, Desa Mengesta, Penebel, Tabanan, misalnya, mewariskan tradisi ngejot yang dilakukan antar umat beragama yakni umat Kristen dengan umat Hindu.

Jika umat Hindu ngejot ke umat Kristen pada Hari Raya Galungan, maka umat Kristen melakukan ngejot pada perayaan Hari Raya Natal.

Gusti Ngurah Gede Lepas Warga Tirta Yatra ke Malang

Lima SD dan SMP di Denpasar Ini Terima Penghargaan Nasional Bidang Lingkungan

2. Megibung

Megibung pada mulanya merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Karangasem, yaitu tradisi makan bersama dalam satu wadah.

Namun, warga Kampung Islam Kepaon, Pemogan, Denpasar juga menjalani tradisi yang mencerminkan adanya sikap toleransi antarumat beragama ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved