Kepala Desa yang Warganya Diserang Anjing Liar Mengaku Resah, Minta Dinas Turun Tangan

Ia tidak bisa memastikan berapa jumlah warga yang menjadi korban gigitan anjing liar.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Huda Miftachul Huda
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Ilustrasi- Seekor anjing liar yang habitatnya di wilayah perbukitan Dusun Sente, Desa Pikat, Dawan, Rabu (20/11/2019). Wilayah Dawan menjadi daerah paling tinggi kasus positif rabies di Klungkung. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kasus serangan anjing liar yang diduga rabies meresahkan warga dusun Hulundanu, Desa Songan, Kintamani Bangli.

Karena itu pihak desa meminta dinas terkait untuk menangani kasus ini.

Dalam kejadian penyerangan anjing diduga rabies itu, setidaknya ada delapan warga yang kena gigitan anjing tersebut.

Kepala dusun Hulundanu, Desa Songan B, I Gede Pasek membenarkan ketika dikonfirmasi ihwal musibah gigitan anjing tersebut.

Namun ia tidak bisa memastikan berapa jumlah warganya yang menjadi korban gigitan anjing liar yang diduga kena rabies itu.

Dana Pelantikan 97 Perbekel di Tabanan Disebut Minim, Disiapkan Kurang dari Rp 100 Juta

50 Desa di Bali Ini Berpotensi Longsor Saat Musim Hujan, Ini Rincian Wilayahnya

Mahfud MD Ungkap Cerita Soal Gagalnya Jadi Cawapres Jokowi, Sebut Gus Dur hingga Golkar

Dengan adanya kasus gigitan ini, pihaknya pun mengaku sangat resah.

Karenanya itu pihaknya berharap agar pihak dinas segera menangani kejadian tersebut.

Sebelumnya, delapan orang dilaporkan terluka akibat serangan anjing liar yang diduga rabies di wilayah Songan, Kintamani Bangli, Bali.  

Delapan orang yang diserang anjing liar ini harus dilarikan ke Puskesmas Kintamani V untuk segera mendapat penanganan medis.

Delapan warga ini digigit oleh seekor anjing yang diduga rabies.

Kepala Puskesmas Kintamani V, I Wayan Subawa membenarkan adanya kejadian tersebut.

Kasus gigitan anjing kata dia diketahui terjadi pada Sabtu (14/12/2019).

Meski demikian, seluruh korban gigitan anjing telah mendapat penanganan medis dari puskesmas setempat.

“Semua sudah ditangani, karena kebetulan kami punya persediaan VAR (Vaksin Anti Rabies) di Puskesmas,” ucapnya pada Minggu (14/12/2019).

Subawa mengatakan kasus gigitan anjing di Kintamani merupakan kali pertama terjadi.

Jalan Panjang Bali United, Lahir dari Rahim Putra Samarinda dan Besar dari Mimpi Manchester

Calon Lawan Bali United di Kualifikasi Liga Champions Asia Punya Pelatih Baru, Umurnya 28 Tahun

Disinyalir gigitan anjing tersebut berasal dari anjing liar yang tidak tersentuh vaksinasi massal dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP).

Pasca diketahui kasus gigitan, warga telah memburu anjing tersebut.

Dalam hal ini Subawa menegaskan agar warga tidak langsung membunuh, sebab pihaknya telah menghubungi dokter hewan dinas PKP untuk upaya tindak lanjut.

Sedangkan disinggung ketersediaan VAR di Puskesmas Kintamani V, Subawa mengaku hanya tersisa enam vial.

“Besok kami akan mengambil tambahan vaksin ke Dinas Kesehatan,” ucapnya.

Kabid Keswan Dinas PKP Bangli, Ni Nyoman Sri Rahayu
Kabid Keswan Dinas PKP Bangli, Ni Nyoman Sri Rahayu (Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury)

Dinas Sudah Turun

Kabid Keswan Dinas PKP Bangli, Ni Nyoman Sri Rahayu mengungkapkan pasca kejadian gigitan, pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengambil sampel otak anjing.

Rencananya maksimal Senin (16/12/2019), sample otak tersebut akan dibawa ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.

“Hanya ada satu ekor anjing yang menggigit, dan itu merupakan anjing liar,” katanya.

Berdasarkan laporan yang dia terima berbeda jumlahnya, jumlah warga yang menjadi korban gigitan sebanyak lima orang yang didapatkan datanya.

Kendati demikian ia menegaskan seluruh korban telah mendapat penanganan petugas medis puskesmas setempat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved