Kisah Ida Shri Begawan Asal Jembrana Bali Menjadi Sulinggih di Australia, Layani Umat di Brisbane
Perantau asal Bali yang sudah belasan tahun bermukim di Australia, Jero Gede Putu Wirata (56) menjalani upacara Dwi Jati
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ady Sucipto
Dukungan juga datang dari semeton di Bali, keluarga dadia, keluarga Sri Kepakisan maupun masyarakat.
“Akhirnya Ratu melinggih kemarin tanggal 11 (Desember).
Tanggal 10 mediksa, tanggal 11 medwijati,” ungkapnya.
Ida sangat bersyukur memiliki istri yang sangat pengertian dengan kehidupan yang dijalaninya hingga menjadi sulinggih.
Istrinya saat walaka bernama Louisa Theresa Wirata (58) merupakan guru spiritual di Australia.
Menurut Ida, menjadi sulinggih ibarat bayi yang baru lahir sehingga harus mengikuti sesana (aturan-aturan) kesulinggihan.
“Ratu akan berusaha membawa nama baik kabupaten dan provinsi di luar Indonesia, semoga bisa melayani umat baik di Bali, Indonesia maupun Australia,” katanya.
Ketua Puskor Hindunesia Ida Bagus Susena Pantra yang juga hadir saat upacara padiksan, mengatakan salah satu alasan dwi jati Ida Shri Begawan Kreshna Ardhana Kepakisan dan Ida Shri Begawan Istri Kreshna Ardhana Kepakisan karena banyak warga Australia, Indonesia dan Bali yang membutuhkan seorang sulinggih di Brisbane.
Setelah seluruh prosesi upacara berakhir, Ida Begawan akan kembali ke Australia untuk melayani umat di sana.
“Beliau di sini sekitar empat bulan lagi untuk memperdalam ajaran kependetaan sebelum resmi menjalankan swadharma sebagai sulinggih,” kata Gus Susena.
Ia menerangkan, seluruh rangkaian upacara dwi jati telah dilaksanakan diawali nyeda rage.
Pada tanggal 11 Desember 2019 langsung napak dipimpin seorang nabe Ida Pedanda Gde Oka Manuaba.
Menurutnya, padiksan dilaksanakan atas kebutuhan umat. Umat Hindu di Australia jumlahnya cukup banyak.
Mereka tersebar di beberapa kota seperti Brisbane, Perth, New South Wales, Canberra dan sebagainya.
Sebagai contoh, jumlah umat Hindu di Adelaide sekitar 55 kepala keluarga (KK).