Presiden Donald Trump Desak Senat AS Secepatnya Menggelar Sidang Pemakzulannya, Mengapa?
Setelah dari DPR AS, seharusnya resolusi pemakzulan itu dikirim ke Senat AS yang bakal menggelar persidangan pada Januari 2020.
TRIBUN-BALI.COM, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump mendesak Senat AS agar secepatnya menggelar sidang pemakzulan terhadap dirinya.
Tuntutan itu disampaikan setelah DPR AS memakzulkannya atas tudingan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres, Rabu (18/12/2019).
Setelah dari DPR AS, seharusnya resolusi pemakzulan itu dikirim ke Senat AS yang bakal menggelar persidangan pada Januari 2020.
Namun, dokumen itu urung dikirim. Sebabnya, Demokrat menuding Republik yang menguasai Senat tidak meloloskan usulan mereka. Di antaranya, selain meminta saksi dari pemerintahan Donald Trump, juga usulan supaya Republik menggelar dengan adil.
Saksi yang dimaksud adalah empat pejabat Gedung Putih, baik yang masih aktif maupun mantan, untuk memberikan kesaksian.
• Nasib Donald Trump Kini di Ujung Tanduk, Bergantung Pada Sosok McConnel
• Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini: Scorpio Terlalu Plin-plan, Cancer Bermain Api di Tempat Kerja
• Mencegah Ular Masuk, Bertelur dan Bersarang di Dalam Rumah, Pakai Kapur Barus hingga Wewangian
Dalam serangkaian kicauannya di Twitter, presiden berusia 73 tahun itu menuduh Demokrat yang tidak menyerahkan resolusinya karena "sangat buruk".
Dilansir BBC, Jumat (20/12/2019), Trump menuduh oposisi tidak menyediakan pengacara, saksi, maupun proses yang adil.
"Kini, mereka berniat untuk mendikte Senat AS jalannya sidang. Sejujurnya, mereka tidak punya bukti apa pun. Saya ingin sidang secepatnya!" ujarnya.
Presiden ke-45 AS itu menyatakan, Demokrat berusaha mendikte karena tidak ingin mendatangkan Ketua Intelijen DPR AS Adam Schiff.
Dia menyebut Schiff sebagai politisi korup. Selain itu, Trump menyindir Demokrat tak ingin menghadirkan sejumlah pihak yang membuatnya dimakzulkan. Di antaranya pelapor tuduhan tersebut ataupun calon rivalnya pada Pilpres AS 2020, Joe Biden, serta putranya, Hunter.
Biden menjadi pusaran peristiwa politik itu setelah Trump dituduh meminta tolong kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Dalam percakapan pada 25 Juli, Trump disebut menekan Zelensky agar Ukraina menginvestigasi Joe Biden dan Hunter atas dugaan korupsi.
Pemimpin Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell, sedianya bakal mengumumkan kelengkapan sidang pemakzulan pada 2020 mendatang.
Selepas pertemuan dengan Pemimpin Minoritas Chuch Schumer, McConnell menyatakan, Republik tetap akan berpegang teguh pada sikap mereka.
Karena itu, Demokrat disebut berharap keputusan untuk menahan resolusi tersebut untuk menaikkan opini publik agar menggelar sidang yang adil.
Tidak Adil dan Terburu-buru
Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell menilai, pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump tidak adil.
Berbicara dari gedung Senat, McConnell mengatakan DPR AS sudah menerapkan sidang paling tidak adil dan terburu-buru.
"Setiap faksi harus menyerah pada kemarahan partisan. Ini adalah sidang bukti tersedikit dalam sejarah AS," katanya.
Trump dianggap bersalah atas pasal pemakzulan Penyalahgunaan Kekuasaan dan Menghalangi Penyelidikan Kongres.
Dilansir AFP Kamis (19/12/2019), sidang itu kemudian bakal berlanjut di level Senat yang diagendakan bersidang Januari 2020.
Republik menjadi mayoritas dengan menguasai 53 dari 100 kursi, dan McConnell mengklaim bakal ada satu hasil nantinya.
Menurut politisi berumur 77 tahun itu, dia sudah mempertimbangkan yang sesuai dengan sedikitnya bukti, proses yang tidak adil, maupun tak sesuai konstitusi.
"Senat harus menempatkannya di jalur yang benar," ujar Pemimpin Mayoritas Senat AS dari daerah pemilihan Kentucky itu.
Banyak kalangan meyakini, para senator Republikan yang merupakan sekutu Trump bakal membebaskan sang presiden dari pemakzulan.
"Tugas itu Senat sudah ditetapkan. Ketika waktunya tiba, kami akan segera memenuhi tugas itu," tegas sang pemimpin mayorityas.
Ucapan itu mendapat tanggapan dari Pemimpin Minoritas Chuck Schumer, yang menggunakan kata-kata McConnell sebagai serangan balik.
"Pemimpin McConnell sudah menerapkan sidang pemakzulan paling tidak adil, terburu-buru, dan sedikit bukti," sindir Schumer.
Dia mengklaim McConnell sudah menghalangi Demokrat guna memanggil sejumlah saksi kunci, yakni para pejabat Gedung Putih.
"Para saksi yang kami usulkan adalah orang-orang dari pemerintahan Donald Trump. Mereka bukan Demokrat," katanya.
Dia menjelaskan, kesaksian dari para pejabat Gedung Putih harus didengarkan, tidak tahu apakah nantinya bakal memberatkan.
"Tugas kami di Senat di atas segalanya adalah menggelar sidang yang cepat tetapi juga adil," tutur senator dari New York tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Donald Trump Menuntut Sidang Pemakzulan di Senat AS Digelar Secepatnya