UPDATE- Korban Meninggal Kecelakaan Bus Sriwjaya Kini Menjadi 34 Orang, 3 Korban di Dalam Air
Dengan penemuan tiga jenazah tersebut, total korban meninggal akibat kecelakaan bus tersebut sampai saat ini telah mencapai 34 orang.
TRIBUN-BALI.COM- Korban akibat kecelakaan maut yang terjadi di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan bertambah.
Tiga jenazah yang merupakan penumpang bus Sriwijaya ditemukan tim gabungan dalam proses evakuasi di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Rabu (25/12/2019).
Dengan penemuan tiga jenazah tersebut, total korban meninggal akibat kecelakaan bus tersebut sampai saat ini telah mencapai 34 orang.
Kepala Kantor Basarnas Palembang Berty DY Kowaas mengatakan,para korban tersebut ditemukan tenggelam dalam aliran air Sungai Lematang.
Sebab, badan bus Sriwijaya masuk ke jurang dan terempas di pusaran air.
• Kesaksian Penumpang Selamat Bus Sriwijaya : Kami Teriak-teriak, Belum Ada yang Tolong karena Malam
• Arus Deras, Pencarian Korban Kecelakaan Bus Sriwijaya Diperluas, 7 Orang Teridentifikasi
"Karena ada pusaran tersebut menjadi kendala penyelam untuk masuk mengevakuasi korban. Semua korban yang ditemukan hari ini ada di dalam air," kata Berty.
Berty mengungkapkan, proses evakuasi masih akan berlangsung sampai seluruh korban bus Sriwijaya ditemukan.
Namun, sampai saat ini mereka belum bisa memastikan berapa jumlah pasti penumpang bus tersebut.
"Sampai sekarang manifest belum dipastikan penumpangnya berapa, kami menunggu dari pihak keluarga yang melapor di posko. Sampai hari ini, total yang selamat ada 13 orang," ujarnya.
Seluruh korban kecelakaan bus Sriwijaya saat ini telah di bawa ke Rumah Sakit (RS) Basemah kota Pagaralam.
Sebagian dari korban yang selamat, telah dipulangkan setelah dinyatakan sehat.
Sementara 13 penumpang bus selamat dan sebagian masih dirawat di Rumah Sakit Besemah, Pagaralam.
Berikut daftar nama penumpang selamat sementara berdasarkan informasi tim SAR:
1). Basarudin, 43 tahun, pedagang, Desa Semarang Kecamatan Tanjung Serut Kota Bengkulu.
2) Hepriadi, 31 tahun, kuli bangunan, Desa Salak Tiga Kecamatan Panorama Kota Bengkulu.
3) Hasanah, 52 tahun, ibu rumah tangga, Desa Tanjung Suko Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.