Persebaran Dokter di Bali Tidak Merata, Tiga Daerah di Bali Masih Kekurangan
Persebaran Dokter di Bali Tidak Merata, Tiga Daerah di Bali Masih Kekurangan Yakni Bangli, Karangasem dan Singaraja.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebagai salah satu wilayah di Indonesia, Provinsi Bali dianggap lebih maju dibandingkan dengan yang lainnya.
Kemajuan di Provinsi Bali salah satunya dinilai dalam sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan, khususnya dokter.
Keberadaan dokter di Provinsi Bali secara proporsional ketersediannya sudah mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Deputi Direksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) BPJS Kesehatan I Made Puja Yasa mengatakan, proporsi ideal jumlah dokter yakni satu berbanding 5.000 peserta BPJS Kesehatan.
• Cek Pengerjaan Gedung Hemodialisa, Suwirta Heran Masih Ada Warga Klungkung Belum Punya BPJS
• 5 Cara Dan Syarat Turun Kelas BPJS Kesehatan Dengan Program Praktis, Berlaku hingga 30 April 2020
Peserta BPJS Kesehatan di Bali sendiri saat ini mencapai 4.048.156 yang paling banyak berada di Kabupaten Buleleng yang mencapai 792.344 orang.
Sementara jumlah dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Provinsi Bali mencapai 1.249 orang.
Oleh karena itu, proporsi antara jumlah peserta BPJS dengan jumlah dokter FKTP di Bali sudah jauh memenuhi yaitu satu dokter sudah berbanding dengan 3.241 peserta.
Namun jika dilihat antar kabupaten dan kota yang ada di Bali, ternyata distribusi keberadaan dokter FKTP belum merata.
Ada tiga kabupaten di Bali yang rasio dokter FKTP dengan peserta BPJS mengalami kekurangan, yakni Bangli,
Karangasem dan Singaraja.
"Jadi kayak kabupaten Bangli kekurangan sembilan dokter, Singaraja 28. Sedangkan kabupaten lain berlebihan. Bahkan Badung sudah pakai rasio WHO yakni 1 berbanding 1.400," kata Puja Yasa saat menerima anggota komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana di kantornya, Kamis (26/12/2019).
Dirinci olehnya, Kabupaten Bangli saat ini masih kekurangan dokter FKTP sebanyak 9 orang, Karangasem kurang 21 orang dan Singaraja kekurangan hingga 28 orang.
Sementara dokter di kabupaten dan kota lainnya berlebih, tertinggi berada di Kabupaten Badung yang kelebihannya mencapai 248 orang, Denpasar 118 orang, Gianyar 62 orang, Tabanan 38 orang, Klungkung 30 orang dan Jembrana 3 orang.
Jika ditotalkan, jumlah kelebihan dokter FKTP di Provinsi Bali mencapai 439 orang, namun penyebarannya tak merata.
Puja Yasa mengatakan, kekurangan dokter di beberapa wilayah di Bali ini menyebabkan aksesibilitas kesehatan menjadi tidak optimal.
"Harusnya waktu tunggunya menjadi lebih cepat atau mudah dijangkau, akhirnya masyarakat butuh waktu untuk berobat ke dokter tersebut," kata dia.
Diakui olehnya bahwa populasi dokter lebih banyak di daerah perkotaan sehingga harus didorong kedepan agar dokter mau bertugas di daerah yang aksesnya masih kurang.
Dirinya menilai, kedepan pemerintah perlu memberikan tunjangan khusus atau insentif bagi dokter yang mau bekerja di daerah yang aksesnya masih kurang. (*)