Keluh Kesah & Kian Sepinya Pedagang Terompet di Kuta Sambut Malam Tahun Baru 2020, Ada Apa?
Di tengah banyaknya wisatawan baik domestik dan mancanegara yang menyerbu wilayah Kuta, Badung, Bali pada Selasa (31/12/2019) untuk merayakan malam
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Sepi Pedagang Terompet di Kuta, Ada Apa?
TRIBUN-BALI.COM, KUTA- Di tengah banyaknya wisatawan baik domestik dan mancanegara yang menyerbu wilayah Kuta, Badung, Bali pada Selasa (31/12/2019) untuk merayakan malam tahun baru 2020, ternyata tak membuat para pedagang teropet bertambah banyak.
Dari jalur Denpasar menuju Pantai Kuta, terlihat cuma satu pedagang terompet.
Satu-satunya pedagang terompet yang sudah standby siang ini di Jl Blambangan, Kuta, adalah Agus Sulistyo.
Ia tampak duduk di pinggiran trotoar jalan tesebut.
"Belum dapat jualan dari tadi. Biasanya tahun-tahun lalu itu jam 10 pagi sudah ramai," kata pria yang tinggal di Kampung Jawa Denpasar itu saat berbincang-bingang dengan Tribun Bali
Pak Agus, sapaannya, mengakui memang jumlah pedagang terompet di Kuta kian tahun makin menurun.
Ini disebabkan karena jumlah peminat terompet di penghujung tahun 2019 semakin sedikit.
"Ya penyebabnya karena gak ada yang beli. Punya saya saja sedikit yang beli. Palingan bule-bule itu sukanya sama bando tanduk untuk ia pakai malam hari saja," kata pria paruh baya itu
Pantauan Tribun Bali di sepanjang Jalan Raya Blambangan, Jalan Raya Kartika Plaza sampai di kawasan Pantai Kuta siang ini, hanya ada satu pedagang terompet, yakni Agus Sulistyo.
Padahal di sepanjang jalan tersebut kini penuh sesak dipenuhi kendaraan roda empat dan roda dua yang menyerbu kawasan kuta.