Lonjakan Pasien saat Malam Pergantian Tahun di Denpasar, RSUD Wangaya Terpaksa Tolak Pasien

Petugas UGD bahkan sampai kewalahan menerima pasien karena fasilitas bed yang ada sudah penuh terisi pasien.

Penulis: eurazmy | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Eurazmy
Para penunggu pasien saat menunggu di depan UGD RSUD Wangaya, Rabu (1/1/2020). Menjelang pergantian tahun, lonjakan pasien di sejumlah RS mengalami peningkatan tajam. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - RSUD Wangaya, Denpasar kerap kewalahan menangani pasien.

Saat malam pergantian tahun kemarin misalnya.

Lonjakan pasien tembus hingga 43 orang sementara di IGD hanya ada 15 bed.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Wangaya, Dewa Putu Alit Parwita mengatakan, pihaknya kelabakan atas lonjakan pasien dari peristiwa yang terjadi sejak lewat pukul 00.00 Wita hingga siang hari, Rabu (1/1/2019), kemarin.

IGD RSUD Wangaya terbilang di bawah standar.

Dengan kondisi bangunan yang minimalis, otomatis IGD hanya mampu memuat fasilitas bed sebanyak 15 unit.

Alit menilai, sudah saatnya ruangan IGD diperluas.

Ia pun mengaku sudah membuat masterplan untuk rencana perluasan ini.

''Karena itu, selama ini kami memang selalu prioritas mendahulukan pasien-pasien dengan tingkat urgensi yang lebih tinggi,'' katanya.

Kendati begitu, ia belum bisa melakukan proses pembangunan di tahun 2020 ini.

Pembangunan baru bisa dimulai pada tahun 2021.

Rencananya, kawasan Gedung A RSUD Wangaya akan dibidik menjadi gedung IGD yang baru.

''Ada alokasi dananya sekitar Rp 145 miliar dengan fasilitas penunjang lain seperti basement, ruang Operasi Kecil (OK) hingga ruang representatif," ujar Alit.

Lonjakan pasien ini membuat petugas kewalahan dan sempat menolak pasien.

Petugas UGD bahkan sampai kewalahan menerima pasien karena fasilitas bed yang ada sudah penuh terisi pasien.

Warga Denpasar Utara, Ihsan Tantowi sempat ditolak petugas untuk mendapatkan perawatan.

Ihsan mengantar mertuanya sekitar pukul 11.00 Wita di IGD RSUD Wangaya.

Saat itu, hujan sedang turun dengan derasnya dan sang mertua dalam kondisi gawat darurat.

Namun saat akan mendaftar, petugas IGD memohon maaf karena tidak bisa menerima pasien lantaran kehabisan fasilitas bed.

''Kata petugas sudah gak ada fasilitas bed lagi untuk merawat pasien. Saya lihat semua bed di sana saat itu juga sudah isi semua,'' katanya.

Ia langsung mencari alternatif RS swasta lain yang terdekat.

Ia menyayangkan atas masih minimnya fasilitas di RS Wangaya sebagai rumah sakit rujukan pertama di Denpasar itu.

''Padahal tidak sedang ada penyakit epidemik kan. Saya sebagai warga berharap kapasitas UGD dan jumlahnya bed pasien ditambah. Apalagi setelah ini biasanya musim penyakit demam berdarah di awal musim hujan gini. Harusnya sudah dipersiapkan sedini mungkin,'' paparnya.

Kecelakaan dan Ledakan Petasan

Jumlah pasien saat pergantian tahun baru mengalami peningkatan luar biasa di sejumlah rumah sakit yang ada di Denpasar.

Total ada 15 korban dari kecelakaan lalu lintas maupun petasan yang terpantau di laman facebook Pusdalops BPBD Kota Denpasar.

Satu orang jadi korban ledakan petasan di area Denpasar Festival yakni Ni Made Suardi Widantari (21).

Perempuan asal Jalan Bukit Tunggal ini mengalami luka gores di bagian hidung dan bengkak pada mata bagian kanan dan sudah mendapat penanganan di RSUP Sanglah.

Di RSUP Sanglah, juga ada dua korban lain ledakan petasan. 

Mereka mengalami luka gores pada tangan dan juga ada yang terpantik ledakan pada bagian mata.

''Iya ini adik saya pas pegang petasan yang 15 shot itu, tiba-tiba meledak langsung di tangannya,'' ungkap keluarga korban ditemui di depan IGD RSUP Sanglah.

Dari sekian jumlah korban laka, ada satu meninggal dunia atas inisial YH (44), warga asal Jember, Jatim yang kini sudah dievakuasi ke Kamar Jenazah RSUP Sanglah.

Sementara, korban laka yang lain rata-rata mengalami kecelakaan tunggal akibat pengaruh minuman alkohol. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved