Sekolah Ambruk di Bali

Atap Gedung Lantai II SMPN 1 Baturiti Ambruk, Kerugian Mencapai Rp 100 Juta Lebih

Atap Gedung Lantai II SMPN 1 Baturiti Ambruk, Kerugian Mencapai Rp 100 Juta Lebih, Perbaikan Tunggu Koordinasi Pimpinan

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Foto : Pihak Dinas Pendidikan dan BPBD Tabanan saat melakukan pengecekan atap bangunan yang ambruk di SMPN 1 Baturiti, Tabanan, Bali, Kamis (2/1/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Atap gedung lantai II di SMPN 1 Baturiti, Tabanan, Bali yang ambruk tampak masih berantakan, Kamis (2/1/2020).

Kerugian ambruknya atap dua bangunan kelas VII ini diperkirakan mencapai Rp 100 Juta lebih.

Kedepannya, seluruh siswa di dua kelas tersebut akan belajar di ruang laboratorium Fisika dan TIK untuk menghindari siswa masuk sore atau double shift.

Menurut pantauan, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra bersama Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita langsung mengecek ke lokasi kejadian.

BREAKING NEWS Siswa di Tabanan Tenggelam di Sungai Yeh Panahan, Tangannya Seperti Ditarik

Suara Gemuruh Membuat Warga Panik, Saat Dicek Atap SMPN 1 Baturiti Ambruk

Pihak pemerintah berjanji akan segera melakukan koordinasi untuk tindaklanjut perbaikan bangunan kelas VII C dan D tersebut agar tidak sampai menggangu proses belajar pengajar di sekolah tersebut.

"Setelah kami cek, peristiwa ini karena intensitas hujan yang tinggi, atap dua kelas di sekolah ini mengalami jebol," ujar Nyoman Putra, Kamis (2/1/2020).

Dia melanjutkan, untuk selanjutnya pihak Disdik akan segeea berkoordinasi dengan pimpinan terkait untuk tindak lanjutnya.

Kemudian untuk kerugian belum bisa dipastikan, namun diperkirakan mencapai Rp 100 Juta lebih.

Ia juga menilai perencanaan bangunan sepertinya kurang ideal karena jarak iga-iga bangunan cukup jauh.

"Melihat rangkanya memang kurang ideal , jarak iga-iganya sangat jauh sehingga tidka kuat menahan beban genteng yang baasah karena hujan. Syukur tak ada korban jiwa karena saat peristiwa siswa masih libur dan gedung dalam keadaan kosong," ucapnya.

Disinggung mengenai proses belajar mengajar siswa kedepannya, Putra menyatakan sudah meminta pihak sekolah untuk mengalihkan dua rombel yang terdampak ke ruangan laboratorium untuk proses belajar mengajar.

"Jadi agar semua terakomodir, tak ada double shigt semua bisa masuk pagi," katanya.

Dia juga mengimbau kepada seluruh sekolah terutama yang memperoleh dana rehab gedung kelas baik dari DAK dan Dana Komite, saat perencanaan kontruksi agar dilakukan dengan ideal.

Hal ini untuk menjamin kondisi atap yang kuat menahan segala macam cuaca.

"Jadi kami imbau agar semua sekolah yang akan melakukan rehab, tanggap dari mulai perencanaan. Perencanaan harus dilakukan dengan kontruksi ideal sehingga gedung yang dibangun atau direhab tahan dengan segala cuaca," imbaunya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Baturiti, I Nyoman Suastika menyatakan, bangunan tersebut sudah digarap pada tahun 2007 silam.

Gedung tersebut merupakan bantuan dari dana komite sekolah.

Saat itu, anggaran yang digelontorkan senilai Rp 280 Juta lebih.

"Atap gedung ini menggunakan rangka baja ringan dan genteng. Dan ibi gedung bantuan komite sekolah dan dibangun tahun 2007 lalu,” jelas Suastika.

Sebelumnya, Hujan deras mengguyur Kecamatan Baturiti, Tabanan, Rabu (1/1/2020).

Akibatnya, sejumlah atap gedung lantai II di SMPN 1 Baturiti ambruk.

Beruntungnya tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena terjadi di hari libur.

Menurut informasi yang diperoleh, atap gedung lantai II yang ambruk tersebut merupakan yang digunakan proses belajar mengajar kelas VII C dan VII D.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Atap yang terbuat dari seng baja ringan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved