Waspada Hujan Lebat, Kilat Petir & Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Bali, Begini Prakiraan BMKG
Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar menginformasikan prakiraan cuaca harian wilayah Bali dari tanggal 2 hingga 4 Januari 2020.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
Waspada Hujan Lebat, Kilat Petir, & Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Bali, Begini Prakiraan Lengkap BMKG
Prakiraan Cuaca di Bali dari Kemarin hingga Esok Hari
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar menginformasikan prakiraan cuaca harian wilayah Bali dari tanggal 2 hingga 4 Januari 2020.
Yang perlu diwaspadai dalam tiga hari itu adalah hujan lebat dan kilatan petir.
Forecaster Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Eka Arisanti memprediksi secara umum cuaca berawan pada pagi hari.
Hujan dengan intensitas ringan-sedang berpotensi terjadi di sebagian wilayah Bali terutama pada siang hingga sore hari.
“Perlu diwaspadai potensi hujan lebat yang terkadang disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat di Bali bagian barat, utara dan selatan,” ungkap dia, Kamis (2/1).
Selain itu waspadai juga potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih di sekitar Laut Bali, Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan Samudera Hindia.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana seperti angin kencang secara tiba-tiba, pohon tumbang, kilat atau petir, genangan air, banjir dan tanah longsor.
Disinggung mengenai prakiraan puncak musim hujan kapan di Bali? Eka Arisanti menyampaikan, dari data secara klimatologi atau iklim biasanya puncak musim hujan terjadi sekitar Januari-Februari.
“Di prediksi awal bulan Januari masih di kategori normal.
Akhir Januari hingga awal Februari baru akan terjadi puncak musim hujan di Bali.
Sebagian besar wilayah Bali sudah memasuki musik hujan dengan intensitas ringan sampai lebat,” jelasnya.
Hujan dengan intensitas lebat masih berada di Bali bagian tengah.
Mengenai angin muson yang biasa terjadi di Indonesia bagian Selatan mulai Jawa, Bali, NTB dan NTT Eka menyampaikan bulan Desember kemarin, Januari hingga Februari bertiup angin muson Asia.
Angin Muson Asia karena berasal dari Benua Asia dan bergerak ke Benua Australia.
Karakternya membawa banyak uap air, karena melewati lautan yang luas yaitu dari Benua Asia melewati Laut Pasifik, China Selatan sampai di wilayah Bali menuju Benua Australia.
“Uap air inilah yang akan berpotensi membentuk awan-awan hujan.
Kalau dilihat dari suhu muka laut di wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara itu masih cukup hangat jadi penguapan cukup mudah jadi awan-awan hujan mudah terbentuk,” jelasnya.
Biasanya angin muson asia ini saking kuat kecepatan anginnya membawa sampah-sampah dari laut terbawa ke pesisir pantai di Bali khususnya seperti Pantai Kuta, Kedonganan, Jimbaran, Legian dan Seminyak.
Antisipasi di Bandara
Sementara itu, memasuki musim penghujan di awal tahun 2020, Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, menerapkan beberapa langkah antisipasi.
Langkah tersebut diambil untuk memastikan kondisi bandar udara tetap dalam keadaan prima dalam melayani penerbangan serta pengguna jasa bandar udara.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry Sikado mengaku telah menerapkan langkah-langkah mengantisipasi potensi terjadinya fenomena tersebut.
Dari prediksi BMKG ada potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi di wilayah Bali Barat, di antaranya Jembrana dan Tabanan.
"Meskipun demikian, walaupun Badung sebagai lokasi bandar udara belum termasuk ke dalam wilayah yang terdampak fenomena cuaca ekstrem, kami selaku pengelola bandar udara telah menerapkan beberapa langkah antisipasi, terutama dalam kesiapan fasilitas,” ujarnya, kemarin.
Terutama untuk infrastruktur yang bersentuhan langsung dengan operasional pesawat udara, utamanya runway, taxiway, dan apron, wajib dipastikan untuk dapat beroperasi optimal dalam kondisi cuaca apapun.
"Saluran drainase telah kami cek dan pastikan untuk bersih dari sedimen lumpur dan rerumputan yang dapat mengganggu aliran air.
Hal ini menjadi kunci dari kondisi area sisi udara tetap dalam keadaan prima walaupun terjadi hujan lebat,” imbuhnya.
Area sisi udara, terutama runway, yang menjadi infrastruktur krusial bagi pergerakan pesawat udara, wajib bebas dari benda asing atau Foreign Object Debris (FOD) yang dapat membahayakan keselamatan operasional pesawat udara.
Pembersihan rubber deposit yang timbul dari gesekan roda pesawat dengan permukaan landas pacu juga turut dilakukan secara periodik dengan bantuan kendaraan Runway Rubber Removal dan Runway Sweeper.
Atensi Pohon dan Kabel
Selain memastikan kondisi infrastruktur di area sisi udara, General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry Sikado juga memastikan kondisi area terminal dan area jalan akses yang dilewati oleh publik di sekitar area bandar udara.
“Rimbunan pohon peneduh di sekitar area jalan akses masuk dan jalan di area bandar udara turut kami pastikan tidak membahayakan masyarakat jika nanti terjadi hujan lebat.
Pun demikian dengan jaringan kabel, serta tentunya fasilitas terminal bandar udara,” kata Herry.
Berdasar prediksi Stasiun Meteorologi BMKG Ngurah Rai, sebagian wilayah Indonesia akan mengalami fenomena cuaca ekstrem mulai tanggal 5-10 Januari.
Curah hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terjadi di wilayah Sumatera, Jawa, serta diprediksi akan berlangsung pula di wilayah Kalimantan dan Sulawesi. (zae/ask)