Pemprov Bali Dorong Koperasi Sektor Riil, Koperasi Mandiri Diyakini Lebih Mampu Bertahan
Pemerintah Provinsi Bali mengupayakan agar koperasi di Bali terus tumbuh sehingga dapat memberi kesejahteraan dan kebermanfaatan bagi anggotanya
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
Pemprov Bali Dorong Koperasi Sektor Riil, Koperasi Mandiri Diyakini Lebih Mampu Bertahan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali mengupayakan agar koperasi di Bali terus tumbuh sehingga dapat memberi kesejahteraan dan kebermanfaatan bagi anggotanya.
Kabid Kelembagaan Koperasi, Ketut Meniarta mengatakan, Pemprov Bali saat ini tengah mendorong koperasi sektor riil, karena jenis koperasi simpan pinjam jumlahnya sudah sangat banyak.
Begitu pula lembaga penyalur pinjaman semakin banyak, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kami dorong ke koperasi sektor riil, seperti koperasi produksi, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. Itu yang akan terus didampingi, sehingga nanti bisa bersaing dengan badan usaha yang lain,” kata Meniarta saat ditemui di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Denpasar, Bali, Jumat (3/1/2019).
Di sisi lain, kata dia, pemerintah saat ini memperlakukan koperasi sama dengan badan usaha lainnya, sehingga diharapkan koperasi itu bisa mandiri dan tidak hanya mengandalkan subsidi atau bantuan pemerintah.
Karena terbukti, jika koperasi mandiri, maka koperasi itu akan lebih bisa bertahan daripada koperasi yang terus disubsidi.
• Ramalan Shio di Tahun 2020, Kambing Dirundung Gosip dan Pengkhianatan, Naga Waspada di Bulan Juli
• Samsung Galaxy S10 Lite dan Galaxy Note 10 Lite Segera Meluncur, Begini Spesifikasinya
Contohnya seperti Koperasi Unit Desa (KUD), dari dulu terus disubsidi, tetapi begitu subsidinya dilepas, koperasinya langsung ambruk.
“Sekarang dari awal koperasi itu didampingi, penekanannya agar mereka bisa mandiri, mencari modal sendiri. Kalaupun ada dari luar, itu hanya sebagai penunjang saja,” jelasnya.
Meniarta juga meluruskan bahwa sesuai ketentuan anggota, koperasi adalah pasar bagi koperasi itu sendiri, sehingga memberi kebermanfaatan bagi seluruh anggota, bukan sekadar membagi SHU.
“Selama ini berkoperasi orientasinya hanya pembagian SHU. Kalau SHU banyak bisa dibagi-bagi. Padahal tidak seperti itu, koperasi bisa menjadi tempat berkumpul sesama anggota dan menjadi media pendidikan anggota,” terangnya.
Di tempat terpisah, Ketua KSU Gunung Sari Mas, Dewa Gede Satriawan mengatakan koperasi yang dibentuknya merupakan Koperasi Serba Usaha (KSU), maka langsung melakukan ekspansi ke usaha dagang.
• Rumahnya Kebanjiran, Roy Marten Temukan 7 Ular Saat Bersih-bersih
• Waspadai Demam Rematik Akut Pada Anak, Dapat Merusak Fungsi Jantung
“Ke depan akan membuat minimarket, membuat izin transportasi. Nanti akan ekspansi seperti itu,” kata Satriawan.
Bahkan koperasi yang terletak di Jalan Kedongdong Denpasar ini, sudah mendapat bantuan tiga gerobak dari Kementerian Perdagangan RI yang digunakan sebagai tempat menjual makanan tradisional Bali.
Satriawan menjelaskan tujuan didirikan KSU ini adalah, pertama, untuk ikut berpartisipasi menciptakan lapangan pekerjaan di Bali.
Kedua, dalam koperasi juga terdapat beberapa elemen masyarakat, bagaimana untuk menumbuhkan jiwa-jiwa wirausaha muda.
Ketiga, ingin membangun UKM ini menjadi lebih bergairah lagi.
Adapun jumlah anggota koperasi saat ini sekitar 50 orang.
Sedangkan dana yang sudah terkumpul di koperasi ini sekitar Rp 500 juta.
Pihaknya mengaku sudah mendapat pembinaan dari Dinas Koperasi Kota Denpasar.
(*)