Harga Bumbu Dapur di Pasar di Jembrana Rata-rata Mulai Naik, Pedagang Sebut Efek Banjir di Jawa
Pedagang bumbu dapur Pasar Umum Negara, Komang Astika mengatakan, harga cabai melonjak sejak awal tahun 2020.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Rizki Laelani
Harga Bumbu Dapur di Pasar di Jembrana Rata-rata Mulai Naik, Pedagang Sebut Efek Banjir di Jawa
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Harga bumbu untuk kebutuhan dapur di sejumlah pasar di Jembrana melonjak tajam.
Dugaannya dikarenakan pasokan berkurang menyusul dengan beberapa bencana banjir di Pulau Jawa.
Tentu saja, ini berakibat pada kebutuhan bagi IRT (Ibu Rumah Tangga) dan pengusaha makanan di awal tahun 2020.
Pedagang bumbu dapur Pasar Umum Negara, Komang Astika mengatakan, harga cabai melonjak sejak awal tahun 2020.
Awalnya, harga cabai berkisar di angka Rp 38 ribu. Kemudian melonjak menjadi Rp 45 ribu. Dan kini menjadi menjadi Rp 55 ribu per kilogramnya.
• Korban Meninggal Banjir Jabodetabek 60 Orang, Ini yang Harus Disiapkan Jika Terjadi Bencana
• Kompak Pakai Kaus dan Jaket Partai, PSI Pusat Gotong Royong Bersihkan Sisa-sisa Banjir
• Banjir Jakarta Kerap Digoreng, Ini Data Banjir dari 2013 Era Jokowi hingga 2020 Masa Anies
"Care mangkin harga niki naik, karena pasokan dari Jawa agak sendet keten lah. Karena banjir. (Seperti sekarang harga naik,karena pasokan dari Jawa seret. Karena banjir," ucapnya dalam bahasa Bali Minggu (5/1).
Adapun kenaikan untuk harga cabai merah besar yang melonjak dari harga Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu per kilogramnya.
Sedangkan untuk tomat naik dari harga Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu.
Kemudian, untuk harga bawang merah juga melonjak dari Rp 28 ribu menjadi Rp 35 ribu.
Selanjutnya kenaikan harga juga terjadi pada harga bawang putih dari Rp 25 ribu menjadi Rp 32 ribu.
"Sane naik nike sampun, cabai, tomat, ten wenten malih nike deen. Ten uning, karena banjir jeneng. (yang naik itu tadi, cabai, tomat, ndak ada lagi itu aja. Tidak tahu ya,mungkin karena banjir," ungkap pedagang lain, Ni Nengah Sueni.
Pasokan bumbu ini dikhawatirkan pedagang akan terjadi cukup lama.
Apalagi, ketika banjir terus menerus terjadi di Jawa.
Akibatnya, pasokan bumbu yang sudah mulai menipis ini juga akan terjadi pada kelangkaan bumbu dapur di Pasar Negara.