Berita Jembrana

Payas Dirga dan Sarung Tenun Loloan Bali Diusulkan WBTB, Pernah Digunakan Pernikahan Anak Raja

Kerajaan Jembrana terletak di ujung Bali bagian barat membuat kerajaan ini menjadi pintu masuk perdagangan laut

istimewa
Contoh Payas Dirga yang diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2025. Payas Dirga dan Sarung Tenun Loloan Bali Diusulkan WBTB, Pernah Digunakan Pernikahan Anak Raja 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Payas Dirga dan Sarung Tenun Loloan, Jembrana, Bali, diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2025. 

Bahkan, keduanya telah disidangkan di tingkat provinsi dan menjalani sidang penetapan di tingkat pusat, Jakarta, Selasa 7 Oktober 2025 kemarin. Hasil sidang akan disampaikan lebih lanjut.

Menurut Kabid Adat, Tradisi dan Kebudayaan, Disparbud Jembrana, I Gede Suartana, tahun 2025 ini ada dua warisan budaya Jembrana yang diusulkan ditetapkan menjadi WBTB

Serangkaian prosesnya sudah diajukan sejak beberapa hari lalu dan sudah menjalani sidang penetapan tingkat Provinsi dan Pusat. 

Baca juga: Diusulkan Jadi WBTB Indonesia, Gending Ancag-Ancagan dan Baris Gede Telek dari Denpasar

"Kemarin sudah dilaksanakan sidang tingkat pusat di Jakarta yang langsung dihadiri maestro masing-masing serta didampingi Pemprov Bali," jelas Suartana saat dikonfirmasi, Rabu 8 Oktober 2025.

Dia menjelaskan, dua warisan budaya tersebut diusulkan menjadi WBTB karena memiliki keunggulan masing-masing. 

Untuk Payas Dirga menggunakan bunga mendori yang saat ini memang sudah semakin jarang ditemukan.

Sesuai sejarah, Payas ini digunakan dalam pernikahan agung putra Tunggal dari Raja Jembrana VII yaitu Anak Agung Bagus Sutedja dengan Anak Agung Istri Ngurah Sunitri pada tahun 1940. 

Kerajaan Jembrana terletak di ujung Bali bagian barat membuat kerajaan ini menjadi pintu masuk perdagangan laut, oleh karena itu adat Jawa, Cina, Melayu dan Bugis cukup mempengaruhi penciptaan Payas Dirga Jembrana.

"Payas Dirga juga gunakan gelung tanduk di belakangnya," sebutnya. 

Kemudian untuk Sarung Tenun Loloan merupakan jenis kain tenun ikat yang memiliki motif berbeda dari tenunan pada umumnya, perbedaan ini dilihat dari segi motif yang dihasilkan pada kain tenun loloan diambil dari alam sekitar seperti motif tumbuh-tumbuhan, dekoratif serta tradisi-tradisi yang berciri khas melayu, sehingga menghasilkan menimbulkan kesan motif yang berbeda dengan motif tenunan lainnya.

"Setelah proses pengusulan, kita sudah menjalani berbagai tahap seperti verifikasi dan lainnya. Kemudian sidang penetapan di Jakarta sebagai kebetulan juga sudah berjalan lancar dan tinggal menunggu penetapan saja," tandasnya. 

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved