Seorang ABK Belum Ditemukan, Terseret Arus Pantai Cucukan Blahbatuh
Sapolair Polres Gianyar dan Balawista Gianyar melakukan penyisiran pantai-pantai di kawasan Kabupaten Gianyar, Seorang ABK Belum Ditemukan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Sapolair Polres Gianyar dan Balawista Gianyar melakukan penyisiran pantai-pantai di kawasan Kabupaten Gianyar,Bali, Senin (6/1/2020).
Hal itu dilakukan untuk mencari keberadaan, Aprol, seorang ABK (anak buah kapal) yang belum ditemukan, usai ia dan pengemudi kapal terseret arus Pantai Cucukan, Desa Medahan, Blahbatuh,Gianyar, Bali Sabtu (5/1/2020) pukul 22.30 Wita.
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, sebelum kecelakaan laut ini, Aprol dan temannya, Febriyanto (35) berlayar dari arah Tanjung Benoa, Badung.
Saat berada di kawasan Pantai Cucukan atau sekitar 200 meter dari bibir pantai, perahu yang dipakai mereka untuk mencari ikan timba-tiba tersapu ombak.
• Perjuangan Lolos Verifikasi Stadion untuk Laga AFC Digelar di Stadion Dipta Gianyar
• Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang, Gianyar Siapkan Penanganan Bencana
Febrianto berhasil diselamatkan, dan sudah mendapatkan penanganan RSU Kasih Ibu Saba.
Sementara, Aprol sampai berita ini diketik, belum ditemukan.
Kapolsek Blahbatuh, AKP Yoga Widyatmoko mengkonfirmasi, kecelakaan laut ini pertama kali diketahui oleh seorang pedagang di Pantai Cucukan.
Dikatakan, saat itu Febriyanto yang bertugas sebagai pengemudi kapal berteriak meminta tolong di pinggir pantai.
“Satu korban berhasil diselamatkan, sementara ABK nya masih dalam pencarian,” ujar AKP Yoga.
Menurut warga setempat, Ida Bagus Arta menilai, kecelakaan laut ini terjadi diduga, karena para perkorban tidak mengenal kondisi Pantai Cucukan.
Menurutnya, kondisi Pantai Cucukan sangat jauh berbeda dengan di Benoa.
Dimana, kondisi gelombang di sini relatif besar.
Sementara di Benoa, kata dia, kondisi lautnya seperti danau alias tenang.
Ketidaktahuan tersebut mengakibatkan korban tidak memperhitungkan jenis perahu.
Ia berkata, seharusnya perahu yang dipakai untuk melaut di kawasan Cucukan adalah jukung atau perahu yang di kedua sisinya berisi kayu penyeimbang.