Malaysia Masters 2020, Jonatan Christie Ungkap Penyebab Kegagalannya Maju ke Semifinal
Tampil baik pada gim pertama, permainan Jonatan justru menurun pada gim kedua.
TRIBUN-BALI.COM, KUALA LUMPUR - Langkah pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie terhenti pada babak perempatfinal turnamen Malaysia Masters 2020, Jumat (10/1/2020).
Jonatan Christie gagal ke semifinal setelah dikalahkan wakil Hong Kong, Ng Ka Long Angus, melalui duel tiga gim yang berakhir dengan skor 21-15, 12-21, 18-21 di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Tampil baik pada gim pertama, permainan Jonatan justru menurun pada gim kedua.
Dia bahkan tertinggal jauh 6-15 sehingga terlalu sulit untuk mengejar perolehan poin sang lawan tersebut.
Pada gim ketiga, Jonatan dan Ng saling bergantian mencetak poin.
• Malaysia Masters 2020, Fajar/Rian Singkirkan Marcus/Kevin di Perempat Final
• 7 Makanan Ini Sering Dikira Rendah Karbohidrat, Tetapi Sebenarnya Tidak
• Sule Pendam Rasa Cintanya ke Mendiang Lina, Berderai Air Mata, Buat Pengakuan di Samping Makam
Jonatan akhirnya kalah setelah permintaan challenge Ng dinyatakan sukses.
Saat itu, Ng merasa pengembalian Jonatan mendarat di luar bidang permainan.
Namun, hakim garis menyatakan masuk.
Setelah review poin dilakukan, pengembalian Jonatan ternyata keluar alias out.
Ng pun meraih poin kemenangan pada gim ketiga.
"Pada gim kedua, saya mengendurkan serangan. Padahal gim kedua menjadi kesempatan saya karena kalah angin," kata Jonatan Christie, dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Namun, agak aneh juga. Walau kalah angin, masih terasa ada angin. Saya merasa sedikit menurunkan tempo, itu yang bikin dia bangkit," ucap Jonatan lagi.
Lebih lanjut, atlet yang akrab disapa Jojo itu mengaku tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat untuk menahan permainan yang diterapkan sang lawan pada gim ketiga.
"Pada akhir gim ketiga itu, saya tidak bisa cepat ambil keputusan untuk main apa, padahal saya sudah tahu, saya harus unggul di bola depan," ucap Jonatan.
"Akan tetapi, beberapa kali maunya dorong bola terus, padahal kalau penempatan bola biasa, ada kemungkinan pengembalian lawan out," tutur dia menjelaskan.