Naik 100 Persen, Harga Vanili di Jembrana Menyentuh Angka Rp 200 Ribu
Harga komoditi pertanian jenis tanaman vanili di Jembrana merangkak naik. Hal ini membuat petani di Jembrana senang.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Harga komoditi pertanian jenis tanaman vanili di Jembrana merangkak naik.
Hal ini membuat petani di Jembrana senang.
Pasalnya, harga tersebut naik 100 persen.
Dari harga vanili yang biasa dijual Rp 100 per kilogramnya.
Kini merangkak naik hingga Rp 200 kilogram per kilogramnya.
Hal itu disampaikan salah seorang petani di Jembrana, Ketut Sutama (68), petani vanili asal Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Jembrana, Kamis (16/1/2020).
• Raja Keraton Agung Sejagat Pastikan Akan Terjadi Malapetaka Jika Tak Jadi Pengikutnya
• Dikembangkan Pelaku Pariwisata Internasional, Pulau Tabuhan Bakal Jadi Destinasi Kelas Dunia
• Bisa Sebabkan Nokturia, Hindari Minum Air Putih Sebelum Tidur
Dalam sebulan belakangan harga vanili basah di Jembrana mulai merangkak naik.
Dari awal musim panen, pertama terjual Rp 100 ribu per Kilo dengan kondisi basah.
Kemudian, merangkak naik pada pekan sebelumnya, menjadi Rp 130 ribu perkilo.
Kemudian di pekan ini, menjadi Rp 200 per kilogram.
"Dan berturut-turut harganya naik sampai Rp 200 ribu," ucapnya.
Sutama mengaku, memiliki kebun vanili seluas 30 are.
Dari lahan seluas itu, kualitas buah yang dihasilkan panen tahun ini tergolong cukup baik.
Dibanding tahun lalu, yang cendrung agak kriting dan kecil-kecil.
Namun, untuk panen tidak bisa dilakukan bersamaan.
Itu disebabkan di kebun miliknya, buah vanili berbuah tidak bersamaan.
"Berbuahnya tidak bersamaan sehingga tidak bisa memanen secara bersamaan," ungkapnya.