Setelah Bertahun-tahun Mangkrak Sumur Bor di Tegal Badeng Timur dan Baluk Jembrana Akan Difungsikan

Setelah Bertahun-tahun Mangkrak Sumur Bor di Tegal Badeng Timur dan Baluk Jembrana Akan Difungsikan

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali / I Wayan Erwin Widyaswara
Foto Ilustrasi Sumur Bor. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Selama bertahun-tahun, dua sumur bor aset dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida di Tegalbadeng Timur dan Desa Baluk mangkrak.

PDAM Jembrana pun akan meminjam pakai dua sumur bor itu untuk memenuhi kebutuhan air minum warga.

Hal itu dipicu dengan krisis air di beberapa kawasan yakni Awen, Tegalbadeng hingga Pengambengan, yang merupakan wilayah pesisir Jembrana, Bali.

Faktor yang membuat beberapa kawasan itu susah air hingga harus dipasok oleh BPBD Jembrana beberapa waktu lalu, dipicu jauhnya jangkauan dari sumber air atau sumur bor.

Putu Sudarsana Modifikasi Kursi Rodanya Menjadi Elektrik

Anies Siapkan Anggaran 4 Miliar untuk Membeli 6 Set Pengeras Suara Peringatan Banjir

Tahun Baru Imlek 2020 - 4 Shio Ini Diramal Paling Sial di Tahun Tikus Logam, Ada Yang Bernasib Buruk

Dan dua sumur bor milik Balai Sungai itu sejatinya masih bisa memasok air.

Direktur PDAM Tirta Amertha Jati Jembrana, Ida Bagus Kertha Negara mengatakan, bahwa dua sumur bor itu masih bisa memasok air.

Kebutuhan air di musim kemarau itu sangat tinggi.

Ditambah lagi, meski memasuki musim hujan, namun hujan di Jembrana cukup jarang terjadi.

Apalagi, BPBD Jembrana cukup rutin dalam pengambilan air untuk bantuan sosial ke beberapa daerah yang mengalami krisis air bersih.

"Praktis, debit air menjadi kecil apalagi ke wilayah Selatan. Dan Pemerintah serta PDAM sudah memohonkan untuk pinjam pakai sumur bor aset BWS Bali Penida yang sudah lama tak dioperasikan," ucapnya, Jumat (17/1/2020).

Ia menyebut, pertimbangan pemanfaatan sumur bor itu, dikarenakan setiap musim kemarau di wilayah krisis air di Selatan Kota Negara itu, debit air terlampau kecil.

Kebetulan ada dua sumur bor di Tegalbadeng dan Baluk yang dari pengecekan masih bisa dimanfaatkan dengan debit air 7 liter per detik dan 8 liter per detik.

“Dengan pinjam pakai ini, tentu kami harus menambah lagi (mesin) pengolahan dan operasional nantinya. Ini salah satu solusi meningkatkan kuantitas dan kontinyuitas air minum kepada warga," paparnya.

Menyusul dengan kekeringan air bersih, maka PDAM Jembrana membekukan ratusan rekening pelanggan.

PDAM Jembrana akan menunggu hingga aliran air sudah bisa mengalir.

Dari koordinasi sejak tahun lalu, ada lampu hijau untuk pemanfaatan ini dari PU Pusat.

Hal ini pula yang nantinya menjadi salah satu tambahan layanan, menyusul akan adanya penyesuaian tarif tahun ini.

"Sesuai dengan Perbup 40 tahun 2019, tahun ini ada penyesuaian tarif sebesar 28 persen," jelasnya.

Ia menjelaskan, bahwa penyesuaian tarif adalah untuk meningkatkan kemampuan operasional dan kualitas juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan.

Untuk di Jembrana, PDAM memberikan pelayanan air sebanyak 24.461 sambungan (tahun 2019) dengan 97 persen merupakan pelanggan rumah tangga.

Sebagian besar sumber air berasal dari sumur bor.

"Total ada 34 sumur yang tersebar di lima kecamatan dan dua unit instalasi air hilir sungai di Yeh Sumbul dan Yehembang," bebernya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved