Hasil Survei CNN, Mayoritas Rakyat Amerika Serikat Dukung Donald Trump Dilengserkan
Sebanyak 45 persen menolak Trump dipecat dari Gedung Putih, menurut survei yang digelar pada 16 sampai 19 Januari 2020 itu.
TRIBUN-BALI.COM, WASHINGTON DC – Mayoritas rakyat Amerika Serikat ( AS) mendukung agar Presiden Donald Trump dinyatakan bersalah dan dilengserkan Senat AS.
Menjelang sidang Senat yang digelar pada Selasa (21/1/2020) waktu setempat, CNN menggelar survei di mana 51 persen mendukung pemakzulan Trump.
Sebanyak 45 persen menolak Trump dipecat dari Gedung Putih, menurut survei yang digelar pada 16 sampai 19 Januari 2020 itu.
Angka 51 persen merupakan dukungan tertinggi sejak CNN menyurvei opini rakyat negeri “Uncle Sam” terhadap isu pemakzulan yang membelah AS.
Survei juga menunjukkan, rakyat AS percaya terhadap dakwaan pemakzulan Trump yang diajukan oleh House of Representatives (DPR AS).
• Devil Tears Kembali Makan Korban, Begini Imbauan Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia
• Digunduli Melbourne Victory 5-0, Ini Pembelaan Pelatih Bali United, Emral: Targetnya ke Jepang
• Iis Dahlia Gerebek Kamar Hotel Suami di Bali, Kalau Bapak Telepon Bilang Saya Lagi Olahraga
Sebanyak 58 persen percaya bahwa presiden berusia 73 tahun itu telah menyalahgunakan kekuasaan kepresidenan untuk kepentingan pribadinya.
Tidak berbeda tipis, 57 persen juga yakin presiden dari Partai Republik itu menghalangi penyelidikan yang dilakukan oleh House of Representatives.
Sebagaimana survei-survei yang sudah digelar sebelumnya, dukungan dan penolakan publik terbelah berdasarkan afiliasi partai.
Sekitar 89 persen pemilih Demokrat menginginkan pelengseran Trump. Hanya 8 persen Republikan yang mendukung presidennya dimakzulkan.
Adapun pemilih independen terbelah, di mana 48 persen mendukung dan 46 persen lainnya menolak. Elektabilitas Trump tetap berada di angka yang relatif stabil seperti sebelumnya, yaitu 43 persen rakyat AS puas terhadap kinerjanya.
Sidang pemakzulan Senat Trump melalui tim kuasa hukumnya telah meminta agar Senat segera mungkin membebaskan dia dari dakwaan. Mereka menyebut sidang pemakzulan sebagai penyimpangan berbahaya dari konstitusi.
Dalam pembelaan tertulis berjumlah 171 halaman itu, Trump kembali menegaskan percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bukanlah perbuatan kriminal atau kejahatan tingkat tinggi yang layak dimakzulkan.
Partai Demokrat dengan tegas mendakwa taipan real estate itu telah menggunakan kekuasaan kepresidenannya untuk memaksa negara asing, dalam hal ini Ukraina, untuk mengintervensi proses pemilu AS demi kepentingan Trump.
Perbuatan ini, lanjut Partai Demokrat, tak hanya membahayakan keamanan nasional AS, tetapi juga demokrasi mandiri dari negara adidaya tersebut.
Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Trump akan dilengserkan. Angka 67 senator yang diperlukan untuk memakzulkan Trump hampir pasti tidak akan tercapai.