Miskomunikasi, Lima Hydrant Akhirnya Nganggur di Bangli
Lima Hydrant Akhirnya Nganggur di Bangli, Pemasangan hydrant tersebut terkendala akibat adanya miskomunikasi antara dinas dengan PDAM Bangli.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Lima unit hydrant pendagaan tahun 2019 oleh Dinas Satpol PP dan Damkar Bangli, Bali hingga kini belum terpasang.
Pemasangan hydrant tersebut terkendala akibat adanya miskomunikasi antara dinas dengan PDAM Bangli.
Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Bangli, Dewa Agung Suryadarma membenarkan bahwa lima unit hydrant pengadaan Agustus 2019 itu, hingga kini masih nganggur.
Ia juga tidak menampik menganggurnya alat pemasok air tersebut akibat adanya miskomunikasi antara pihaknya dengan PDAM Bangli.
• Penataan Pantai Belatung Klungkung Dianggarkan Rp 2 Miliar, Dipastikan Terealisasi Tahun Ini
• Ditandai Demam, Batuk, Sesak Napas, Inilah 7 Hal yang Harus Diketahui tentang Virus Corona
• Harga Ikan Tongkol di Karangasem Anjlok, Nelayan di Karangasem Mengeluh dan Sedih
Suryadarma menjelaskan, sebelum dilakukan pengadaan hydrant pihaknya sudah sempat melakukan komunikasi dengan PDAM Bangli.
Kendati demikian, komunikasi yang dilakukan diakui tidak secara detail.
Pihak PDAM pun juga demikian, hanya mengaku siap untuk membantu.
“Memang ada sedikit miskomunikasi. Karena di tempat kita beli hydrant, pihak rekanan juga siap membantu pemasangan dengan catatan sumber airnya sudah sampai ke permukaan. Nah untuk menyambung dari pipa induk sampai pipa naik ke permukaan ini saya kira PDAM siap untuk membantu, ternyata hanya bantu pengerjaan saja. Sedangkan peralatan dan biaya tidak,” ungkapnya Kamis (23/1/2020).
Lima unit hydrant tersebut dianggarkan sekitar Rp. 40 juta.
Sesuai rencana hydrant akan dipasang pada sejumlah titik berbeda, diantaranya Kantor Bupati Bangli, Terminal Loka Crana, Museum Gunung Api (Museum Geopark), Pasar Kintamani, serta Kantor Camat Kintamani.
Dengan adanya miskomunikasi tersebut, Suryadarma mengatakan pemasangan hydrant yang tertunda akan dilanjutkan pada tahun 2020 ini.
Suryadarma berujar pihaknya akan kembali bersurat ke PDAM Bangli, mengingat saat ini jabatan Direktur sudah diisi oleh pejabat definitive.
Mengenai anggaran yang dibutuhkan untuk penyambungan pipa induk ke permukaan, Suryadarma mengaku belum tau.
“Secara tekhnis spesifikasi pipa yang digunakan untuk hydrant berbeda dengan pipa sambungan biasa. Kita berharap PDAM bisa membantu pemasangan sambungan dari pipa induk hingga permukaan. Sebaliknya jika tidak bisa, mau tidak mau harus dianggarkan ke APBD Perubahan. Untuk pemasangan, awal tahun ini tiang sudah perintahkan anggota untuk koordinasi dengan PDAM Bangli. Minimal sampai Juni ini harus sudah terealisasi, karena biasanya pada triwulan ketiga hingga akhir tahun sudah mulai terjadi kebakaran,” ujarnya. (*)