Waspadai Virus Corona di Bali
Pasien Pramugari di BRSUD Tabanan, Kadis Kesehatan Tabanan Sebut Bukan Corona tetapi Bronchitis
Lanjut dikatakan dr Suratmika, karena riwayatnya tak ada mengarah ke suspect corona, untuk sementara pasien dirawat dengan gejala bronchitis.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Selesai ia berangkat, tidak dikatakan ada masalah. Namun berangkat kembali pada tanggal 24 Januari 2020 dan datang pada 26 Januari 2020.
Setelah pulang pada hari terakhir atau tanggal 26 Januari 2020, pasien mengalami flu dan batuk-batuk sehingga ia berobat di salah satu rumah sakit swasta di Denpasar.
“Sebenarnya teman-teman di RS Swasta itu terburu-buru. Belum hasil rontgen-nya selesai, pasien ini sudah dirujuk ke RS Tabanan. Semestinya jika hasilnya tidak ditemukan gejala pneoumonia, cukup dirawat di sana saja,” jelasnya.
Ia mempertegas setelah bolak-balik dari China itulah mengalami demam dan berobat ke RS Kasih Ibu.
Karena belum selesai pemeriksaan sudah dirujuk ke BRSUD Tabanan atas koordinasi Pemerintah Provinsi Bali. Hal itu dilakukan agar pemeriksaan dan penangananya merata,” tutur dr Suratmika.
Lanjut dikatakannya, karena riwayatnya tak ada mengarah ke suspect corona, untuk sementara pasien dirawat dengan gejala bronchitis.
“Pasien saat ini sedang dirawat di ruang isolasi. Kondisinya sudah membaik, tidak ada panas tinggi sudah turun di bawah 36 derajat celcius, tidak ada sesak, serta komunikasi pasien baik,” akunya.
“Karena ada riwayat ke Cina makanya diwaspadai karena memang sebelumnya demam tinggi. Coba saja tidak ada riwayat pergi ke wilayah Endemis (Cina) hanya di Indonesia biar sesak nafas tidak kita waspadai,” tegas Suratmika.
Sementara terkait berapa lama pasien akan diobservasi? menurut dr Suratmika masih dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli.
Kalau tidak ada keluhan bisa saja dirawat di rumah atau dirawat di ruangan biasa.
"Untuk petugas dokter kita tetap bertugas sesuai prosedur, tetap menggunakan masker dan alat pelindung diri. Tapi perkiraan selama tiga hari ke depan sudah boleh pulang, namun sesuai prosedur observasinya dilakukan minimal 14 hari,” bebernya.
dr Suratmika mengatakan kesiapan rumah sakit Tabanan dalam menangani pasien virus corona sudah siap.
Lantaran pihaknya telah memiliki SDM yang terlatih, serta sudah memiliki ruang isolasi.
“Intinya kita siap menangani meskipun alat kelengkapam diri masih kurang, itu sudah dikoordinasikan ke provinsi dan siap di-backp up. Apalagi rumah sakit, kita di Bali yang ditunjuk kementerian kesehatan jika terjadiya kasus seperti ini,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada prinsipnya di Bali sudah siap menangani kasus-kasus seperti itu seperti corona virus, rabies, dan lain sebagainya.