Kisah Hidup Berakhir Tragis Legenda Basket LA Lakers Kobe Bryant Hingga Dijuluki Black Mamba

Sebagai manusia biasa, Kobe Bryant, legenda bola basket NBA yang punya segudang prestasi itu, tidak lepas dari kesalahan.

Editor: Ady Sucipto
Kompas.com
Kobe Bryant 

Bagi Kobe kehilangan sponsor tidak menjadi perhatian utamanya. Dia mengaku sangat takut masuk hotel prodeo alias bui.

Saat itu dia terancam hukuman penjara selama 25 tahun. Namun demikian, semangatnya tumbuh karena iman yang dia yakini.

"Satu-satunya yang sangat membantu saya selama proses itu, saya Katolik, saya tumbuh sebagai orang Katolik, anak-anak saya Katolik, adalah berbicara kepada seorang pastor," ungkap Kobe.

"Lepaskan. Bangkitlah. Tuhan tidak akan memberikan kamu sesuatu yang tidak bisa kamu atasi, dan sekarang semuanya berada di tangan Dia.

Ini bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Lepaskan," ujar Kobe menuturkan nasihat pastor itu kepada dia.

Dalam sesi wawancara tersebut Kobe Bryant juga mengungkap perjuangan yang harus dia lalui untuk menyelamatkan pernikahannya dengan Vanessa Laine.

Pasangan ini menikah pada 18 April 2001 di Gereja Katolik Santo Eduardus Sang Pengaku di Dana Point, California.

Pada tahun 2011 Vanessa mengajukan cerai karena alasan perbedaan yang tidak bisa diatasi.

Pasangan ini bisa mengatasi masalah perbedaan tersebut 13 bulan kemudian.

Sampai sekarang bahtera rumah tangga mereka langgeng. Seperti janji suci mereka saat menikah, hanya maut yang memisahkan.

"Saya tidak akan bilang pernikahan kami sempurna. Kami masih bertengkar, seperti pasangan lain. Tapi reputasi saya sebagai seorang atlet adalah saya punya tekad dan giat berlatih.

Bagaimana saya bisa melakukan itu dalam kehidupan profesional saya jika saya tidak merasa seperti itu dalam kehidupan pribadi saya, ketika itu memengaruhi anak-anak saya? Tidak masuk akal," ujar Bryant.

Iman Katolik yang diyakini oleh Kobe Bryant juga berpengaruh terhadap kegiatan sosial keluarganya.

Mereka rutin menggelar aksi sosial melalui Kobe & Vanessa Bryant Family Foundation.

Melalui yayasan ini Bryant dan keluarganya berusaha membantu orang-orang yang mengambil keputusan buruk dalam hidup mereka untuk mencapai sebuah titik balik, termasuk para tunawisma.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved