Kisah Hidup Berakhir Tragis Legenda Basket LA Lakers Kobe Bryant Hingga Dijuluki Black Mamba

Sebagai manusia biasa, Kobe Bryant, legenda bola basket NBA yang punya segudang prestasi itu, tidak lepas dari kesalahan.

Editor: Ady Sucipto
Kompas.com
Kobe Bryant 

Selamat Jalan Black Mamba

Kobe Bryant Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

TRIBUN-BALI.COM, -- Tak ada gading yang tak retak. Sebagai manusia biasa, Kobe Bryant, legenda bola basket NBA yang punya segudang prestasi itu, tidak lepas dari kesalahan.

Melihat ke belakang pada tahun 2003, momen ketika Kobe Bryant ditangkap oleh pihak yang berwenang di Eagle, Colorado.

Ketika itu Bryant dituduh memerkosa seorang petugas hotel yang berusia 19 tahun.

Orang yang melaporkan Kobe Bryant menyebut legenda klub Los Angeles Lakers itu perkosa seorang petugas hotel perempuan di malam sebelum Kobe menjalani operasi lutut.

Kobe mengaku berzina dengan perempuan tersebut, namun membantah memerkosa.

Kasus ini berdampak besar bagi Kobe Bryant. Reputasinya di mata publik hancur.

Kobe bahkan harus kehilangan sejumlah kontrak dengan perusahaan-perusahaan besar seperti McDonald's dan Nutella.

Penjualan replika jersey Kobe Bryant bahkan sampai jatuh.

Pada tahun  2004 Kobe Bryant mengakui kesalahannya secara terbuka.

Dia meminta maaf kepada perempuan tersebut atas tindakannya pada malam itu.

"Meskipun saya benar-benar meyakini kejadian ini antara kami atas dasar kesepakatan, saya sekarang saya dia tidak melihat kejadian ini seperti saya.

Setelah berbulan-bulan meninjau, mendengarkan pengacaranya, dan bahkan kesaksiannya secara langsung, sekarang saya paham seperti apa perasaannya bahwa dia tidak setuju terhadap kejadian ini," ujar Kobe Bryant kala itu.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah GQ pada 2015, Kobe Bryant menuturkan bagaimana iman Katolik yang dia yakini membantu dia mengatasi dampak tindakan yang dia lakukan tersebut bagi hubungan pribadi dan citra profesionalnya.

Bagi Kobe kehilangan sponsor tidak menjadi perhatian utamanya. Dia mengaku sangat takut masuk hotel prodeo alias bui.

Saat itu dia terancam hukuman penjara selama 25 tahun. Namun demikian, semangatnya tumbuh karena iman yang dia yakini.

"Satu-satunya yang sangat membantu saya selama proses itu, saya Katolik, saya tumbuh sebagai orang Katolik, anak-anak saya Katolik, adalah berbicara kepada seorang pastor," ungkap Kobe.

"Lepaskan. Bangkitlah. Tuhan tidak akan memberikan kamu sesuatu yang tidak bisa kamu atasi, dan sekarang semuanya berada di tangan Dia.

Ini bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Lepaskan," ujar Kobe menuturkan nasihat pastor itu kepada dia.

Dalam sesi wawancara tersebut Kobe Bryant juga mengungkap perjuangan yang harus dia lalui untuk menyelamatkan pernikahannya dengan Vanessa Laine.

Pasangan ini menikah pada 18 April 2001 di Gereja Katolik Santo Eduardus Sang Pengaku di Dana Point, California.

Pada tahun 2011 Vanessa mengajukan cerai karena alasan perbedaan yang tidak bisa diatasi.

Pasangan ini bisa mengatasi masalah perbedaan tersebut 13 bulan kemudian.

Sampai sekarang bahtera rumah tangga mereka langgeng. Seperti janji suci mereka saat menikah, hanya maut yang memisahkan.

"Saya tidak akan bilang pernikahan kami sempurna. Kami masih bertengkar, seperti pasangan lain. Tapi reputasi saya sebagai seorang atlet adalah saya punya tekad dan giat berlatih.

Bagaimana saya bisa melakukan itu dalam kehidupan profesional saya jika saya tidak merasa seperti itu dalam kehidupan pribadi saya, ketika itu memengaruhi anak-anak saya? Tidak masuk akal," ujar Bryant.

Iman Katolik yang diyakini oleh Kobe Bryant juga berpengaruh terhadap kegiatan sosial keluarganya.

Mereka rutin menggelar aksi sosial melalui Kobe & Vanessa Bryant Family Foundation.

Melalui yayasan ini Bryant dan keluarganya berusaha membantu orang-orang yang mengambil keputusan buruk dalam hidup mereka untuk mencapai sebuah titik balik, termasuk para tunawisma.

"Saya tidak bermaksud berlebihan dan mengutip Spider-Man, tapi kekuatan besar datang bersamaan dengan tanggung jawab besar," kata Bryant kepada The Times.

Kobe Bryant meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Minggu (26/1)  waktu setempat atau Senin (27/1) pagi waktu Indonesia.

Gianna Bryant, putri Bryant dan Vanessa, juga meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

Kobe Bryant dan Gianna (13) tewas bersama tujuh orang lain.

Helikopter yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Mamba Sports Academy di Thousand Oaks.

Helikopter mereka jatuh 30 mil barat laut pusat kota Los Angeles.

Mereka berencana menghadiri pertandingan bola basket. Gianna direncanakan bermain pada pertandingan itu, sedangkan Bryant menjadi pelatih tim tersebut.

Kematian Black Mamba, julukan Kobe Bryant membuat banyak pihak terguncang, Michael Jordan, legenda bola basket NBA, mengaku terkejut atas kematian Kobe Bryant yang dikenal sebagai The Baby Jordan.

"Saya terkejut atas kematian tragis Kobe dan Gianna. Kata-kata tidak akan bisa menggambarkan rasa sakit yang saya rasakan. Saya mencintai Kobe. Dia seperti adik bagi saya," ujar Jordan dikutip dari The Hill.

Tim-tim NBA memberikan penghormatan khusus untuk Kobe Bryant.

Pada semua pertandingan yang digelar Minggu malam waktu setempat, setiap tim sengaja melakukan pelanggaran tembakan 24 detik, di beberapa pertandingan ada yang melakukan pelanggaran delapan detik.

Ini dilakukan karena sesuai dengan dua nomor punggung yang pernah dikenakan Bryant selama memperkuat Los Angeles Lakers pada rentang 1996 sampai pensiun tahun 2016. Selamat jalan, Black Mamba.  (tribun network/deo)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved