Waspada Virus Corona di Bali

Meski Terdampak Merebaknya Virus Corona, BI Optimis Ekonomi Bali Tetap Tumbuh, Bisa Gencarkan MICE

Merebaknya virus corona akan berdampak dengan kondisi ekonomi Bali, khususnya sektor pariwisata

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho. Meski Terdampak Merebaknya Virus Corona, BI Optimis Ekonomi Bali Tetap Tumbuh, Bisa Gencarkan MICE 

Meski Terdampak Merebaknya Virus Corona, BI Optimis Ekonomi Bali Tetap Tumbuh, Bisa Gencarkan MICE

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Merebaknya virus corona di Wuhan, China berdampak pada terhambatnya kunjungan wisman asal China ke Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengakui akan berdampak dengan kondisi ekonomi Bali, khususnya sektor pariwisata.

“Tentu akan berdampak. Kita lihat dan tunggu hasil laporan di triwulan pertama 2020 ini,” jelasnya kepada Tribun Bali, di Denpasar, Bali, Rabu (29/1/2020).

Namun ia tetap optimistis, apalagi kesiapan Pemprov Bali dan stakeholder terkait dalam antisipasi juga gencar dilakukan.

Trisno juga yakin Bali tetap akan tumbuh.

Untuk itu, ia berharap Meeting Incentive Converence Exhibition (MICE) bisa digencarkan di Bali.

“April ini ada event internasional farmasi dengan sekitar 2.000 peserta. Juni ada pertemuan bidan internasional di Bali dengan 4.000-an peserta juga,” katanya. 

BI juga, kata dia, mengadakan forum di Bali dalam beberapa bulan di 2020 ini.

Untuk itu, ia mendorong BaliCEB agar memenangkan bidding-bidding besar di luar negeri dan mendatangkan turis MICE ke Bali.

Dispar Bali Akan Kumpulkan Pelaku Industri Pariwisata, Beri Informasi Terkait Penyakit Virus Corona

81 Penerbangan Ke China Melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Dibatalkan Akibat Adanya Virus Corona

Baik skala lokal, regional, nasional, hingga internasional.

Trisno menegaskan, konferensi di dunia sangat banyak dan potensial.

Selama ini, negara besar seperti Tiongkok, Hongkong, dan Singapura mendapatkan konferensi skala besar ini.

“Nah dengan kondisi China saat ini, mereka mungkin saja melakukan renegosiasi tahun ini maupun tahun depan untuk membatalkan MICE di China,” katanya.

Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia, khsususnya Bali, mendapatkan bidding MICE ini.

Hal ini pun harus dilihat dengan jeli, sehingga peluang MICE ini bisa masuk Bali.

Upaya ini bisa membuat sumbangan sektor pariwisata terhadap ekonomi Bali, tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi tetap meningkat.

Kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2019 lalu, yang diperkirakan tetap tumbuh kuat.

Terbukti berada di atas pencapaian ekonomi nasional.

Perekonomian Bali diperkirakan masih dapat tetap tumbuh tinggi sebesar 5,70 persen-6,10 persen tahun 2020.

“Kinerja ekonomi Bali tidak terlepas dari perkembangan kinerja pariwisata. Pada tahun 2019 kinerja pariwisata sedikit tertahan, tercermin oleh melambatnya perkembangan kunjungan wisman, di antaranya karena dampak lanjutan penegakan zero dollar tourism, bencana alam, ekses pemilu dan semakin kompetitifnya destinasi wisata dunia,” jelasnya.

Trisno mengatakan, tidak hadirnya wisman China ke Bali, jelas berpengaruh.

Sejak Merebak Virus Corona, Kunjungan Turis China ke Bali Turun, Kerugian Diprediksi Ratusan Juta

China Kerahkan Robot Khusus di Wilayah Ini untuk Cegah Virus Corona, Lihat Vidionya Saat Bertugas

Mengingat beberapa tahun belakangan, wisman China menduduki peringkat pertama kedatangan.

Baru-baru ini saja, kembali digeser wisman asal Australia yang kembali ke posisi pertama.

“Kedatangan wisman Tiongkok itu lebih dari 1 juta tahun lalu ke Bali, ya sekarang pasti turun, tapi kita lihat data BPS (Badan Pusat Statistik) di Februari dan Maret,” sebutnya.

Namun Pemprov Bali dan stakeholder pariwisata Bali tidak akan diam.

Pertemuan demi pertemuan terus dilakukan, untuk mencari solusi atas kekosongan wisman China ini.

Sehingga target kedatangan wisman pada 2020 yang diharapkan 6,8 juta-7 juta bisa tercapai.

Substitusi market juga menjadi solusi tercepat, dengan terus menggeber promosi ke market Australia, Eropa, India, Amerika, dan negara potensial lainnya.

Sebab selama ini sektor pariwisata menjadi motor penggerak ekonomi Bali.

Apalagi, ia mengamini kedatangan 80 ribu-100 ribu wisman China per bulan tentu akan berkurang.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved