Eratkan Hubungan Indonesia dengan Jepang, Prof Bandem Terima Penganugerahan dari Pemerintah Jepang

Akademisi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yakni Prof I Made Bandem diberikan penganugerahan oleh Pemerintah Jepang

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana  
Prof I Made Bandem menerima penganugerahan Bintang Jasa Jepang untuk Musim Gugur Tahun 2019 atau The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon di Konsul Jenderal Jepang di Denpasar, Jumat (31/1/2020). Penganugerahan itu diberikan oleh Sri Baginda Kaisar Jepang dan diserahkan oleh Konsulat Jendral Jepang di Denpasar Chiba Hirohisa. Eratkan Hubungan Indonesia dengan Jepang, Prof Bandem Terima Penganugerahan dari Pemerintah Jepang 

“Terima kasih atas kehadiran anda semua yang mendukung peristiwa malam ini, sangat membanggakan hati saya sendiri,” tuturnya.

Selama ini, Prof Bandem banyak mempelajari kesenian Jepang, seperti musik klasik bernama Gagakou yang memiliki banyak persamaan dengan musik Indonesia.

“Kita kan punya baleganjur, punya ardimerdangga, ini banyak persaamaanya,” kata dia.

Di sisi lain, ia juga mempelajari tari klasik Jepang terutama yang menggunakan topeng.

Topeng ini, kata dia, merupakan salah satu kebudayaan dunia dan negeri sakura sangat kuat mengabadikannya seperti di Pulau Dewata.

Oleh karena itu, baginya sangat menarik ketika mulai menyentuh dunia dan belajar tentang kebudayaan Jepang.

Terlebih memang banyak kemiriban antara kebudayaan Jepang dengan Indonesia, khususnya Bali.

Kebudayaan pertanian misalnya, antara Bali dan Jepang sama-sama bisa melahirkan atap dengan rumah dan suling dari bahan jerami.

Kuil-kuil di Jepang juga banyak yang beratapkan dari bahan jerami seperti rumah di Bali.

“Jadi kita memiliki budaya yang kuat sama dengan di Jepang juga,” tuturnya.

Bagi Prof Bandem, yang paling menarik setelah dirinya mengenal Jepang, yakni negeri tersebut memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan seni tradisi dan modern.

Baginya, hal ini perlu ditiru oleh Bali karena kebudayaan mereka hidup, baik yang tradisi maupun modern.

Hal itu dikarenakan pada masa lampau Jepang banyak mempelajari metodologi barat.

Di bidang musik misalnya, Jepang begitu menguasai musik barat sebelum digunakan untuk memelihara kebudayaan.

“Metodologinya yang mereka pelajar untuk menyelamatkan kebudayaan mereka. Saya rasa di Bali kita harus mengarah ke hal-hal yang sama seperti itu,” katanya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved