Waspada Kasus Babi Mati Mendadak di Bali, Distan Jembrana Kumpulkan Peternak Hingga Konsumen Babi

Ratusan babi mati mendadak di beberapa daerah di Bali. Dinas Pertanian menggelar KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada peternak hingga masyarakat

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Dok
KIE kepada peternak hingga masyarakat konsumen babi terkait wabah penyakit yang merebak di beberapa daerah di Bali, dilakukan di Wantilan Desa Pulukan Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, Jumat (311/2020). Waspada Kasus Babi Mati Mendadak di Bali, Distan Jembrana Kumpulkan Peternak Hingga Konsumen Babi 

Terutama di Badung dan Tabanan.

Kabar terakhir sudah merambah hingga Gianyar.

Atas hal ini, Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana menggelar KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada peternak hingga ke masyarakat konsumen babi.

KIE digelar Keswan Kesmavet di Wantilan Desa Pulukan Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali, Jumat (311/2020).

Saat ini, Jembrana miliki 37 peternakan dengan populasi 10 hingga 1.500 ekor babi di lima kecamatan yang menjadi naungan Keswan Kesmavet.

KIE dilakukan untuk mengantisipasi merebaknya wabah penyakit yang membuat ratusan babi mati mendadak di beberapa daerah Bali.

Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Wayan Widarsa mengatakan, KIE penyakit babi dilakukan di Desa Pulukan.

Yang hadir mulai dari kelompok peternak babi, jagal babi, penjual babi potongan, ppl, tokoh masyarakat adat dan Dinas Kesehatan.

36 Babi Mati Misterius di Gianyar, Distanak Gianyar Gencarkan Sosialisasi

Fenomena Ratusan Babi Mati Mendadak di Tabanan Jadi Perhatian, Peternak di Bali Was-was

Sosialisasi ini penting dilakukan mengingat adanya sejumlah kasus di Bali.

Meskipun belum diketahui pasti apa penyakit yang menyebabkan babi mati m.

"Kami lakukan mengingat adanya ratusan babi di luar daerah yang mati. Maka perlu diwaspadai sejak dini. Apalagi, rentang waktu ke Gadungan kurang dari sebulan," ucapnya, Jumat (311/2020).

Dalam KIE itu, Widarsa menuturkan, ada beberapa poin materi edukasi untuk setiap komponen yang masuk dalam rantai industri jual beli babi.

Dalam edukasi untuk peternak babi, petugas mengedukasi supaya peternak tidak membeli bibit dari daerah yang tertular penyakit.

Kemudian, tidak memanfaatkan pakan dari limbah hotel atau restoran, menerapkan bio security pada ternak, kandang, orang dan alat transportasi.

Selanjutnya, juga diimbau melaporkan setiap kejadian apabila ada ternak babi mati mendadak.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved