Mantan Istri Sule Meninggal
Fakta Hasil Otopsi Jenazah Lina, Meninggal karena Sakit hingga Kekhawatiran Pihak Keluarga Terjawab
Setelah dilakukan pemeriksaan otopsi dan labfor kematian Lina bukan karena adanya kekerasan maupun racun di dalam tubuh tetapi akibat penyakit
Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM - Pihak kepolisian akhirnya mengumumkan hasil otopsi jenazah Lina, mantan istri Sule.
Hasil otopsi tersebut kini telah menjawab teka-teki kejanggalan kematian Lina.
Putra sulung Lina dengan Sule, Rizky Febian melapor ke polisi karena merasa adanya kejanggalan pada kematian ibundanya yang meninggal pada 4 Januari 2020 lalu.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan hingga melakukan otopsi.
Berikut fakta-fakta yang berhubungan dengan hasil otopsi jenazah Lina:
1. Lina meninggal karena sakit
Dilansir dari kompas.com, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, berdasarkan hasil otopsi dan Labotorium Forensik (Labfor) yang sudah dilakukan, tidak ada kejangggalan dalam kematian Lina.
"Sebagai kesimpulan, setelah dilakukan pemeriksaan otopsi dan labfor, dapat dijelaskan kematian saudari Lina Jubaedah bukan karena adanya kekerasan maupun racun di dalam tubuh saudari Lina, akan tetapi akibat penyakit," kata Erlangga saat konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Jumat.
2. Lina memiliki sejumlah penyakit
Dalam jumpa pers hasil otopsi Lina di Polrestabes Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020), Kabid Humas Polda Jawa Barar, Kombes Pol Saptono Erlangga membeberkan penyakit yang ada di dalam tubuh mendiang Lina Jubaedah.
Penyakit yang ditemukan Tim Pusat Laboraturium Forensik (Puslabfor) antara lain penyakit hipertensi kronis, tukak atau luka pada selaput lendir lambung, adanya batu empedu pada saluran empedu, serta pembesaran atau hipertrofi pada organ jantung.
"Pada pemeriksaan organ dalam ditemukan adanya gambaran penyakit darah tinggi yang kronis, hipertensi, batu pada saluran empedu, serta tukak lambung yang luas," kata Erlangga memaparkankan seperti yang dilansir dari kompas.com.
Berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi, lanjut Erlangga, ditemukan adanya tukak lambung.
"Pada ginjal ditemukan gambaran penyakit hipertensi kronis," lanjut Erlangga.
"Kemudian perbendungan pembuluh darah paru, tidak ditemukan adanya penyakit hati yang kronis, dan pembesaran sebagian otot jantung, tidak ditemukan tanda serangan jantung langsung," papar Erlangga.
Erlangga menambahkan otopsi tidak menemukan penyumbatan pembuluh darah jantung serta gambaran serangan jantung yang akut.
"Belum dapat disimpulkan karena otot jantung sudah mengalami pembusukan," kata Erlangga.
3. Tidak ditemukan tanda kekerasan dan racun
Polisi memastikan bahwa kematian mantan istri komedian Sule, Lina Jubaedah karena penyakit yang dideritanya.
Karena, berdasarkan hasil otopsi dan laboratorium forensik, tidak ditemukan tanda kekerasan pada jenazah Lina Jubaedah.
"Setelah dilakukan pemeriksaan otopsi dan labfor, dapat dijelaskan bahwa kematian saudari Lina bukan karena adanya kekerasan maupun racun didalam tubuh akan tetapi akibat penyakit," kata Erlangga dikutip dari Kompas.com.
4. Penjelasan dokter forensik terkait lebam di tubuh Lina
Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Sartika Asih Bandung, dr Fahmi Arif mengatakan, adanya lebam pada jenazah Lina sudah diartikan secara salah oleh berbagai pihak.
"Lebam diartikan secara salah. Mungkin dipikir lebam akibat kekerasan sehingga kita mengartikan lebam itu memar," ujar Fahmi di Mapolrestabes Bandung, Jumat (31/1/2020), dikutip dari Tribunnews.
Ia mengungkapkan, lebam pada jenazah adalah hal yang wajar pada umumnya.
"Padahal sangat beda. Lebam itu normal pada orang mati. Timbul 20-30 menit pascakematian. Kenapa lebam, karena ada daerah yang dialiri pembuluh darah kapiler namun berhenti darahnya karena sudah mati," jelasnya.
Menurutnya, sebelum seseorang meninggal dunia, kadar oksigen dan karbondioksida akan meningkat.
"Kondisi itu memberi pewarnaan pada kulit, normalnya red purple atau merah keunguan dan akan jadi gelap kalau ada mekanisme hipoksia," katanya.
"Artinya, sebelum mati, kadar oksigen sedikit dan karbondioksida meningkat," lanjut Fahmi.
Kemudian, Fahmi menjelaskan pengertian memar secara medis.
"Memar (yang) itu karena pecahnya pembuluh darah di bawah jaringan kulit yang biasanya disebabkan kekerasan," ujarnya.
"Pengaturannya berbeda antara lebam dan memar. Pada memar, memang ada darah keluar di bawah kulit sedangkan lebam darahnya berhenti di pembuluh darah," jelas Fahmi.
Konferensi pers hasil autopsi kematian Lina Jubaedah di markas Polrestabes Bandung, Jumat (21/1/2020). (Tribun Jabar)
Biasanya, lebam tersebut memang akan muncul di sejumlah bagian tubuh seperti pada sekitar wajah hingga dada.
"Kalau ada hipoksia bisa tampak di bibir bahkan di kuku. Jadi pada jenazah ini tidak ada memar karena kekerasan."
"Fakta itu diketahui setelah pemeriksaan di sistem patologis, yakni melihat apakah ada resapan darah atau darah yang keluar dari pembuluh darah di daerah jaringan kulit, ternyata itu tidak ada."
"Jadi lebam ini bukan memar, normal terjadi pada orang meninggal," jelasnya.
5. Kematian Lina bukan tindak pidana
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga mengatakan, berdasarkan hasil otopsi, laporan yang dilayangkan Rizky Febian soal dugaan pembunuhan berencana terkait kejanggalan kematian ibundanya Lina Jubaedah tidak terbukti.
Hasil otopsi juga mengungkapkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan dan racun pada tubuh Lina.
"Dari hasil penyelidikan dan penyidikan dan alat bukti yang didapat terhadap laporan polisi soal dugaan tindak pidana pembunuhan dan atau pembunuhan sebagaimana dalam Pasal 338 junto 340 KUHP tidak terbukti karena peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana," ujar Erlangga, Jumat.
Dia mengatakan berdasarkan hasil otopsi diketahui kondisi jenazah dalam keadaan sudah membusuk dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Pada pemeriksaan organ dalam, ditemukan adanya gambaran penyakit darah tinggi yang kronis, hipertensi, batu pada saluran empedu, dan tukak lambung yang luas," kata Erlangga.
Dia menambahkan, pada pemeriksaan toksikologi yang dilakukan oleh labfor, pihak dokter tak menemukan adanya zat beracun di tubuh Lina.
"Sebagai simpulan, setelah dilakukan pemeriksaan otopsi dan labfor dapat dijelaskan bahwa kematian Saudari Lina Jubaedah bukan karena adanya kekerasan maupun racun di dalam tubuh Saudari Lina Jubaedah akan tetapi akibat penyakit," jelasnya.
6. Respon Sule terhadap hasil otopsi jenazah Lina
Sule menegaskan bahwa dirinya sama sekali tak ada hubungannya dengan hasil otopsi dari jenazah Lina Jubaedah.
Sebab, Sule menegaskan ia kini hanyalah mantan suami dari Lina.
Bahkan, yang membuat laporan dan berujung otopsi adalah Rizky Febian, yakni anak sulungnya.
“Terus apa lagi? Toh saya kan juga mantan di sini, kan saya mah bukan pelapor, kenapa semua nanya ke saya?” ucap Sule melansir dari kompas.com.
Ia hanya menjelaskan bahwa hasil otopsi itu akhirnya bisa menjawab rasa penasaran anak-anaknya.
"Ya enggak gimana-gimana, kan dari awal juga kami memang tidak berharap sesuatu hal yang tidak baik. Kami hanya ingin tahu (penyebab kematian Lina), ya sudah, selesai,” kata Sule.
Sule sendiri tak hadir dalam pengumuman hasil otopsi mantan istrinya tersebut.
7. Respon Rizky Febian terhadap hasil otopsi jenazah Lina
Saat pengumuman hasil otopsi jenazah Lina, Rizky Febian sebagai pelapor juga tidak bisa hadir.
Dilansir dari kompas.com, Kuasa hukum Rizky Febian, Dose Hudaya mengatakan kliennya tengah disibukan dengan jadwal manggung sampai dengan Minggu.
“(Rizky Febian) show sampai dengan Minggu,” tulis Dose kepada Kompas.com, Jumat (31/1/2020).
Dose mengatakan, kekhawatiran pihak keluarga akhirnya terjawab dan tidak menimbulkan tanda tanya lagi terkait meninggalnya Lina Jubaedah.
“Meskipun hasil otopsi tidak menemukan adanya kejanggalan sebagaimana dikhawatirkan oleh Rizky dan keluarga almarhumah, tetapi tentunya itu harus disyukuri karena menghilangkan su'udzan dan Rizky menghormati hasil tersebut," ujar Dose.