Ihwal Tradisi Mebat, Sesangi, dan Ribuan Babi yang Mati di Bali

Salah-satu yang sangat populer menjelang Galungan adalah memasak babi guling atau orang Bali menyebutnya: nampah be celeng.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Istimewa
Menu babi guling. 

Babi berada dalam keluarga Suidae, yang mencakup delapan genera dan 16 spesies. Di antara spesies tersebut adalah babi hutan, babi hutan dan babi kerdil dan babi domestik.

Konon, babi adalah salah satu hewan pertama yang dijinakkan - sekitar 9.000 tahun yang lalu - di Cina dan di daerah yang sekarang disebut Turki.

Para petani Asia pertama kali membawa babi peliharaan ke Eropa sekitar 7.500 tahun yang lalu.

Babi Guling dan Sesangi
Geger wabah tersebut juga mengurangi omzet penjualan warung babi guling yang jumlahnya tak sedikit.

Di Denpasar saja, warung makan babi guling tak terhitung jumlahnya. Belum lagi di wilayah lainnya di Bali.

Bagi orang Bali, memasak babi guling bukan hanya untuk santapan.

Babi guling berkaitan erat dengan sejumlah kegiatan ritual masyarakat Hindu Bali, salah-satunya sebagai pelengkap banten otonan.

Babi guling sering juga dipakai untuk membayar kaul, yang disebut sebagai naur sesangi atau naur saudan.

Banyak jenis kaul yang kerap dilontarkan orang Bali dan sering menjadikan babi guling sebagai bayarannya.

Ada yang jika teman atau saudaranya menikah, ia mengucapkan sesangi akan memberikan babi guling kepada mempelai.

Ada juga orang Bali yang berkaul babi guling jika sembuh dari penyakit.

Bahkan, sejumlah politisi tak mau ketinggalan mengucapkan sesangi yang akan menyumbangkan babi guling jika terpilih dalam helatan Pemilu.

Adakah di antara Anda yang sudah terlanjur mengucapkan sesangi babi guling? (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved