Generasi Alpha Sangat Dekat dengan Teknologi, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Anak- anak yang baru lahir sampai yang duduk hingga kelas 4 sekolah dasar saat ini, termasuk generasi alpha.

Shutterstock
Ilustrasi 

Artinya, anak akan cenderung mengartikan kecerdasan sebagai kemampuan menghafal.

Namun, kita belum tahu konsekuensi lebih lanjutnya.

Penelitian jangka panjang mengenai hubungan paparan layar gawai dengan perkembangan otak, masih dikembangkan dan terus berjalan.

Orangtua harus lebih memperhatikan jejak digital:

Pada generasi sebelumnya, konten yang diunggah oleh para orangtua dan meninggalkan jejak digital, belum menjadi masalah besar.

Namun saat ini, setiap gambar dan status yang disebar online bisa berkaitan langsung dengan portofolio seseorang, termasuk anak kita kelak.

Konten tersebut adalah informasi yang bisa diakses saat anak nantinya tumbuh dewasa, dan menapaki dunia pendidikan maupun karier profesional.

Jadi, bukan hanya anak-anak yang perlu memperhatikan konten medsos.

Para orangtua generasi X dan generasi alpha juga harus berhati-hati dalam memilih konten yang ingin disebar di Facebook, Instagram, maupun Twitter.

Generasi alpha berpotensi membawa pembaruan

Anak-anak dalam kelompok generasi alpha, lahir di era yang terpapar oleh keberagaman ras, suku, kebudayaan, agama, status sosial, dan kemajuan teknologi tentunya.

Keberagaman inilah yang membuat generasi alpha bisa menerima perbedaan dengan lebih terbuka.

Generasi alpha yang lahir di era digital ini, dipengaruhi oleh perubahan yang cepat, dan akan mengalami evolusi dalam pemikiran.

Generasi ini berpotensi membawa pembaruan bagi kehidupan sosial, dan memajukan masyarakat.

Karena terbiasa hidup dalam keanekaragaman, mereka akan cenderung mempertahankan jati diri dan lebih siap untuk mengembangkan keterampilan unik atau soft skill.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved