Harga Babi di Bali Anjlok, Peternak Tak Menyangka Babinya Yang 3 Hari Bengong Tiba-Tiba Mati
Biasanya menjelang Galungan, dalam sehari ia bisa menjual sampai 10 ekor babi perhari.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Padahal hari raya Galungan sudah dekat dan seharusnya sudah banyak yang membeli maupun memesan babi untuk dipotong.
"Sekarang semakin sepi. Biasanya dekat-dekat Galungan sehari ada yang ngambil dua ekor, namun sampai sekarang belum ada. Ada juga pembeli yang membeli borongan kadang langsung 30 ekor. Dulu saat Galungan itu bisa laku sampai 50 ekor, tahun ini saya tak tahu bagaimana jadinya," kata perempuan asli Nusa Penida ini.
Bahkan langganan penjual babi guling yang biasanya mengambil babi di tempatnya pun kini jarang dikarenakan pembeli babi guling berkurang.
Tak hanya penjualan yang turun harga babi pun anjlok.
Biasanya dekat hari raya Galungan dirinya bisa menjual babi seharga Rp 35 ribu perkilogram, namun kini hanya seharga Rp 25 ribu bahkan Rp 20 ribu perkilogram.
"Orang-orang takut beli daging babi karena adanya virus itu. Padahal kan tidak menular ke manusia," katanya.
Untuk antisipasi agar babinya tak mati lagi, ia kini rajin membersihkan kandang.
"Ya rajin-rajin bersihin kandang saja. Pagi sore disemprot dengan air," katanya.
Selain itu petugas dari Dinas Pertanian juga melakukan pengecekan ke tempatnya.
"Saya juga dikasi obat satu jeriken kemarin. Juga dikasi tahu caranya agar terhindar," katanya. (*)