Pembunuhan di Denpasar

Pemilik Toko Bangunan Tewas di Denpasar Dikenal Tertutup dan Jarang Bergaul

Pemilik toko bangunan yang ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di dalam kamarnya dikenal tertutup oleh warga

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bal/Ahmad Firizqi Irwan
Polisi di TKP kasus tewasnya bos UD Maju Djaya Gemilang, di Jalan Ahmad Yani Utara Nomor 183, Banjar Hita Bhuana, Peguyangan, Denpasar Utara, Bali, Rabu (5/2/2020). Pemilik Toko Bangunan Tewas di Denpasar Dikenal Tertutup dan Jarang Bergaul 

Pemilik Toko Bangunan Tewas di Denpasar Dikenal Tertutup dan Jarang Bergaul

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemilik toko bangunan UD Maju Djaya Gemilang di Denpasar, Bali, Senawati Chandra (55), yang ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di dalam kamarnya dikenal tertutup oleh warga.

Korban pertama ditemukan oleh anaknya yang masih SMA dan temannya.

Menurut sumber kepolisian di lapangan, anak korban menemukan ibunya sudah dalam kondisi tergelatak di kamar.

"Anak korban dan temannya yang pertama kali menemukan ibunya sudah dalam kondisi tergeletak di kamar," Ujarnya.

Lebih lanjut diungkapkan sumber, korban mengalami luka berat pada bagian kepala yang diduga akibat hantaman benda keras.

Namun kepolisian masih belum tahu secara pasti apakah korban dibenturkan atau dipukul.

Sehingga dalam hal ini, kepolisian masih belum bisa memastikan penyebab kematian korban.

Motif dan Pelaku Pembunuh Juragan Toko Bangunan di Denpasar Masih Misteri

Wanita Diduga Korban Pembunuhan di Peguyangan Denpasar Ternyata Pemilik Toko Bangunan

BREAKING NEWS Diduga Korban Pembunuhan, Seorang Wanita Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Denpasar

"Masih diselidiki luka di kepalanya," lanjut sumber.

Namun ada dugaan korban dibunuh karena dirampok dan masalah utang piutang.

Korban yang merupakan bos UD Maju Djaya Gemilang yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Utara, Nomor 183, Gang Merpati, Banjar Hita Bhuana, Peguyangan, Denpasar Utara, Bali, itu dikenal tertutup oleh warga sekitar.

Korban diketahui sudah tinggal selama 40 tahun di sana, dan saat ini tinggal bersama keempat anak dan menantunya setelah ditinggal suaminya meninggal.

"Korban tinggal di kamar belakang bersama keempat anak dan satu mantunya," terang sumber sambil menunjuk ke arah lokasi kamar dari luar rumah korban.

Menurut informasi salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, korban mengalami masalah finansial.

Toko korban bangkrut dan sudah 15 tahun tutup, sempat kembali berjualan namun sepi pembeli.

"Dulu usahanya itu ramai, punya toko di Jalan Ahmad Yani di depan itu. Tapi sekarang toko sudah bangkrut 15 tahun tidak jualan. Sempat buka sebentar tapi sepi pembeli," ujar sumber warga setempat.

BREAKING NEWS Kematian Babi di Bali Positif Terkena ASF, Diduga Tertular dari Makanan Sisa Hotel

Fakta Baru Flu Babi Afrika Mewabah di Bali, Benarkah Tak Berbahaya pada Manusia

Babi Mati Mendadak di Bali Positif ASF, Peternak Tabanan Minta Pemerintah Ambil Langkah Nyata

Sementara itu Klian Dinas Lingkungan Hita Bhuana yakni Made Dana (46), membenarkan bahwa korban terkenal tertutup dan jarang bergaul.

"Korban kami kenal jarang bergaul sama warga setempat. Kegiatan banjar dia juga jarang ikut. Kalau tinggal di sini sudah lama," ujar Made Dana.

Made Dana mengaku mengetahui peristiwa itu dari laporan warga.

Sepulang kerja ia pun pergi ke TKP, namun tidak dizinkan masuk rumah dan hanya menunggu di luar atau gerbang rumah korban.

"Saya tidak tahu pasti kejadiannya, saya pulang kerja sudah terima laporan warga kalau ada yang meninggal. Pas dicek ternyata sudah banyak polisi," tambahnya.

Hingga kini kematian korban masih dalam penyelidikan kepolisian.

"Masih dalam proses penyelidikan," ujar Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan.

Jenazah korban sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk pemeriksaan lanjutan.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved