Penggak Men Mersi Gelar Parasara, Ada Lomba Mesatua Banyol hingga Diskusi Seperti di Warung Tuak
Penggak Men Mersi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar menggelar acara Pekan Generasi Sadar Aksara
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Penggak Men Mersi Gelar Parasara, Ada Lomba Mesatua Banyol hingga Diskusi Seperti di Warung Tuak
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penggak Men Mersi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar menggelar acara Pekan Generasi Sadar Aksara (Parasara).
Kegiatan ini diisi dengan pawimba (lomba) masatua banyol, workhsop belajar aksara bersama Made Taro, serta diskusi sastra bersama Komunitas Suara Saking Bali.
Kegiatan ini akan digelar pada 8 - 9 Februari 2020 mendatang, di Penggak Men Mersi, Jalan WR Supratman Nomor 169 Denpasar, Bali.
Kelian Penggak Men Mersi, Kedek Wahyudita dalam acara jumpa pers, Rabu (5/2/2020), mengatakan acara ini dilaksanakan untuk ikut memeriahkan Bulan Bahasa Bali.
"Kami memandang bahwa bahasa Bali menjadi unsur kebudayaan yang sangat penting untuk dilestarikan, namun belakangan di sekolah bahasa Bali, bahkan kini mulai dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, bahkan lebih sulit dari bahasa Inggris," kata Wahyudita.
• Mencicipi Uniknya Pudding Fuji Eatery & Dessert, Rasanya Lezat Dengan Tampilan Yang Instagramable
• Dikejar Warga Karena Mencuri Ayam, Pria Asal Buleleng Ini Gantung Diri di Belok Sidan Badung
Oleh karenanya pihaknya mengajak generasi muda untuk terbiasa menggunakan bahasa Bali lewat acara ini.
Masatua banyol ini diperuntukkan bagi siswa tingkat SMP se-Kota Denpasar dengan pendaftar sebanyak 12 kelompok yang dilaksanakan tanggal 8 Februari 2020.
Peserta masatua banyol wajib menyajikan sebuah garapan pertunjukan drama lucu yang sumber cerita dapat digali dari cerita atau satua Bali yang telah ada atau pun dibuat baru.
"Masing-masing peserta menyajikan garapan dengan durasi 5 sampai 10 menit. Personal dibatasi antara 3 - 5 orang dengan iringan musik live atau playback," imbuhnya.
Selanjutnya, hari kedua diisi dengan workshop memperkenalkan aksara Bali lewat permainan yang akan diisi Made Taro.
Peserta dari workshop ini merupakan guru SD dan SMP di Kota Denpasar sebanyak 60 orang.
• BREAKING NEWS! Rumah Jro Mangku Narma Terbakar, Diduga Api Berasal dari Dupa di Plangkiran
• Fuji Eatery & Dessert, Cafe Hits di Renon Denpasar yang Mengangkat Berbagai Menu Khas Jepang
Acara ini ditutup dengan diskusi atau pabligbagan yang bekerjasama dengan Komunitas Suara Saking Bali dengan narasumber sastrawan dan pegiat lontar IGA Dharma Putra.
Diskusi ini sangat berbeda dengan diskusi-diskusi sastra Bali pada umumnya, karena bahasa yang digunakan yakni bahasa Bali kepara atau bahasa yang digunakan layaknya sedang ngobrol di warung tuak.
Diskusi ini juga akan menyandingkan antara sastra modern dengan lontar.
"Intinya untuk memupuk kesadaran generasi untuk melestarikan budaya Bali, khususnya bahasa Bali. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat, khususnya kepada generasi muda lebih mengenal dan mencintai bahasa Bali, serta menjadi sumber pendidikan norma dan etika," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, I Wayan Gunawan mengatakan kegiatan ini sangat bagus untuk memupuk karakter generasi muda.
Juga mampu menumbuhkan minat generasi muda pada sastra Bali.
(*)