Antisipasi Virus Corona, Pelabuhan Gilimanuk Akan Pasang Thermometer Infrared, Begini Cara Kerjanya
Jembrana ikut mengantisipasi karena termasuk salah satu pintu masuk dari Jawa ke Bali, melalui Pelabuhan Gilimanuk.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Wabah virus Corona sudah merebak di 28 negara.
Virus asal kota Wuhan Provinsi Hubei China itu kini pun menjadi perhatian dunia dan nasional.
Hingga akhirnya ke daerah, khususnya Jembrana, Bali.
Jembrana ikut mengantisipasi karena termasuk salah satu pintu masuk dari Jawa ke Bali, melalui Pelabuhan Gilimanuk.
Dalam pertemuan di lantai III Kantor Bupati Jembrana, yang dipimpin Asisten II Setda Jembrana, Gusti Ngurah Sumber Wijaya, Rabu (5/2/2020) kemarin pemerintah setempat menyepakati pemasangan thermometer infrared.
Rapat dilangsungkan dengan beberapa stake holder seperti dari Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Pun sejumlah instansi terkait juga mengikuti rapat koordinasi ini mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Peternakan, Dinas Pariwisata, RS Daerah dan RSU swasta, Puskesmas- puskesmas, para Camat di Jembrana hingga agen Binda Provinsi Bali.
Dari paparan di rapat itu, Thermometer infrared dinilai memiliki fungsi yang hampir sama untuk mengukur suhu tubuh.
Pemasangan Thermometer Infrared memang tidak secanggih Termometer Scanner karena Gilimanuk ini merupakan pelabuhan domestik.
Hanya beberapa pelabuhan internasional yang memiliki alat seperti itu sebagai langkah antisipasi.
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Jembrana, Gusti Ngurah Sumber Wijaya mengatakan, langkah antisipasi dan kesiapsiagaan Jembrana sebagai pintu masuk Bali terkait dengan virus Corona wajib dilakukan karena hal itu menjadi salah satu cara untuk menangkal dampak atau meminimalisir kasus yang bisa saja terjadi.
Meskipun, kunjungan wisatawan asal China di Jembrana cukup rendah, namun alat itu dianggap penting dan harus ada di Pelabuhan Gilimanuk.
Menurut mantan Camat Jembrana itu, dalam waktu dekat ini, pihaknya berencana melakukan simulasi penanggulangan virus Corona.
Sebab, Jembrana pernah mendapatkan pengalaman saat terjadi virus Flu Burung tahun 2006 lalu.
Salah satu yang menjadi pembahasan adalah langkah-langkah antisipasi serta kesiapan daerah bilamana hal itu terjadi.
"Seperti provinsi yang melakukan ketika ada pasien yang memang suspect maka akan ada penanganan. Dari mulai isolasi sampai penanganan medis pasien hingga rumah sakit mana yang dipilih untuk rujukan dan sebagainya," jelas Sumber Wijaya.
Namun seorang petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Pelabuhan Gilimanuk yang menolak namanya disebut, dalam paparannya mengaku, bahwa alat Thermometer Infrared itu tidak secanggih Thermo scanner seperti di Bandara.
Meskipun tidak secanggih Thermo scanner, penerapan termometer infrared ini juga wajib dilakukan 24 jam dan menyiagakan petugas di pintu keluar penumpang Pelabuhan.
"Memang alatnya tidak secanggih yang ada di bandara. Tapi fungsinya kurang lebih sama. Dan juga lebih selektif," jelasnya.
Petugas itu juga mengungkapkan untuk antisipasi di Bali Pelabuhan Celukan Bawang di Buleleng sudah melakukan pemeriksaan kesehatan pada seluruh awak kapal khususnya kapal dari luar negeri, yang dilakukan sebelum kapal bersandar di dermaga.
“Dulu pernah di Celukan Bawang, dilakukan protap pemeriksaan kesehatan saat kapal dari luar negeri itu masih labuh diperairan. Setelah dinyatakan steril baru bisa bersandar di dermaga pelabuhan,” paparnya. (*).